Climate Group Sebut Indonesia Punya Potensi Besar Energi Terbarukan, Butuh Regulasi

Jumat, 23 Agustus 2024 – 17:10 WIB
RE100 Senior Campaign Manager at Climate Group Ross Mitchell di acara Indonesia Solar Summit 2024. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com - Indonesia berupaya keras untuk mencapai target emisi nol bersih atau zero emission pada 2060. Upaya pemerintah itu sekaligus memenuhi Perjanjian Paris 2015 demi menjaga kenaikan suhu rata-rata tidak melebihi 1,5 derajat celcius. 

Target  tersebut optimistis bisa dicapai lebih cepat melalui berbagai komitmen dan strategi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penerapan ekonomi dan energi hijau

BACA JUGA: Ketum API Sebut Panas Bumi Berpotensi Besar Sebagai Sumber Energi Terbarukan

Energi hijau atau renewable energy (energi terbarukan), merujuk pada sumber energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini mengacu pada bentuk-bentuk energi yang memiliki dampak minimal terhadap lingkungan dan tidak menyebabkan polusi atau kerusakan ekosistem. 

"Indonesia memiliki potensi besar energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan sumber tenaga listrik ramah lingkungan," kata RE100 Senior Campaign Manager at Climate Group Ross Mitchell kepada JPNN di sela-sela Indonesia Solar Summit 2024, Rabu (21/8). 

BACA JUGA: KepmenPANRB 348 Tahun 2024: Guru Honorer Tidak Masuk Database BKN Bisa Daftar PPPK

Dia menyebutkan ragam energi terbarukan yang bisa dikembangkan misalnya saja, energi matahari (surya), energi angin, energi air atau hidro, energi geotermal atau panas bumi, biomassa serta sumber terbarukan lainnya. Semua sumber listrik ramah lingkungan itu akan menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

"Yang dibutuhkan saat ini adalah dukungan regulasi yang kondusif bagi pengembangan dan pemanfaatan energi listrik terbarukan, apalagi di Indonesia banyak perusahaan besar yang ingin memanfaatkan energi ini," ucapnya.

BACA JUGA: Masih Ada Akal-akalan Demi Kaesang & Anies tetap Terjegal?

RE100 selama ini melakukan advokasi untuk mendorong perusahaan berkomitmen memenuhi kebutuhan pembangkit listriknya sepenuhnya dari energi terbarukan. Untuk di Indonesia anggota RE100 yang ingin menggunakan energi terbarukan sebanyak 120 perusahaan multinasional. 

"Yang dibutuhkan saat ini adalah regulasi dari pemerintah yang mendukung penggunaan energi terbarukan. Kami fokus ke perusahaan besar, dan bukan UMKM karena perusahaan besar itu pekerjanya banyak, sehingga secara ekonomis yang digerakkan banyak sektor, juga lebih strategis," tuturnya.

Ross Mitchell mengungkapkan, pihaknya bersama IESR (Institute for Essential Services Reform) di Indonesia telah melakukan advokasi ke pengusaha -pengusaha yang komitmen menggunakan energi terbarukan. Sekaligus, juga menampung tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan ketika ingin menggunakan energi listrik terbarukan. 

"Dari yang pengusaha-pengusaha itu sampaikan, perlu pemerintah atau pembuat kebijakan menghadirkan regulasi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi perusahaan swasta sehingga bisa mengadopsi 100 persen energi terbarukan," imbuhnya.

Dia menambahkan, keuntungan utama dari energi hijau selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang berpolusi dan berbahaya bagi lingkungan, juga mendukung keberlanjutan jangka panjang bagi planet. Selain itu, harganya pun akan lebih murah seiring dengan makin banyaknya permintaan energi terbarukan. 

"Secara global biaya investasi energi terbarukan sudah menurun 85 persen atau semakin murah, tetapi perlu regulasi dari pemerintah untuk mendukungnya, seperti contohnya Vietnam yang membuat peraturan sehingga harga listrik jadi lebih murah. Dan, Indonesia saya yakin bisa melakukan hal serupa," sebutnya.

Di sisi lain, penggunaan energi terbarukan selaras dengan visi nasional untuk mencapai status negara maju "Indonesia Emas 2045". Dengan cara mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

"Sehingga pertumbuhan ekonomi yang pesat juga sejalan dengan dukungan udara bersih, bebas polusi dan meningkatnya kesehatan masyarakat," katanya 

Indonesia, lanjutnya, memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, berkat keberagaman sumber daya alam yang dimilikinya. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia mulai dari energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan juga laut yang total potensinya 3.686 gigawatt (GW), sayangnya pemanfaatannya masih minim.

"Potensinya sekitar 3000-an gigawatt, tetapi yang baru dimanfaatkan sekitar 0,3 giga saja," ujar Ross Mitchell.

Padahal, pengembangan energi terbarukan juga akan membuka lebih banyak pekerjaan. Selain itu, juga akan ada dampak positif lainnya yang ditimbulkan karena ketersediaan energi listrik yang melimpah serta harga terjangkau. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler