CNN hingga Obama, Para Pengkritik Trump Diteror Paket Bom

Jumat, 26 Oktober 2018 – 08:42 WIB
Kediaman Barack Obama di Washington DC. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Mulai mantan wakil presiden sampai mantan presiden. Mulai pebisnis tenar hingga aktor legendaris Hollywood. Semua bernasib serupa: jadi korban teror paket bom dalam amplop yang mengguncang Amerika Serikat.

Total, ada 10 paket yang ditujukan kepada delapan tokoh. Seluruhnya selama ini dikenal sebagai pengkritik atau yang berseberangan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

BACA JUGA: Kasus Khashoggi Rusak Hubungan Luar Negeri Arab Saudi

Memang, tak ada satu pun paket itu yang meledak. Namun, dampak kekhawatiran dan saling tuding langsung merebak.

Sampai tadi malam WIB (25/10), aktor legendaris Robert De Niro tercatat sebagai sasaran terakhir. Bom tersebut dialamatkan ke Tribeca Film Center, gedung tempat perusahaan milik peraih dua Oscar itu bermarkas.

BACA JUGA: Trump Kecewa, Tapi Takut Saudi Marah

Evakuasi langsung dilakukan setelah polisi menerima laporan pada Kamis (25/10) pukul 04.45 waktu setempat.

"Semua orang aman dan gedung sudah dibuka kembali," ujar Jane Rosenthal, co-founder Tribeca Enterprises, kepada CNN.

BACA JUGA: Abaikan Trump, Imigran Honduras Terus Bergerak Menuju AS

Beberapa jam sebelumnya, ditemukan pula dua paket serupa yang ditujukan kepada mantan Wakil Presiden AS Joe Biden. Surat bom untuk pendamping dua periode Barack Obama itu berhasil dicegat di fasilitas penampungan paket di Delaware.

Teror dalam bentuk bom yang dibungkus amplop besar tersebut merebak sejak Senin (22/10). Setiap paket berisi bom pipa yang dibungkus plastik gelembung. Bom tersebut berisi sulfur, bubuk putih, dan pecahan kaca.

Di pojok kanan atas paket, terdapat enam prangko bergambar bendera AS. Sedangkan di kolom pengirim tertulis nama anggota parlemen AS asal Florida Debbie Wasserman Schultz yang salah eja. Kurang huruf c di kata Schultz.

Sepuluh paket teror itu memang tercatat mencantumkan alamat Schultz sebagai alamat pengembalian jika paket tak sampai.

Teror tersebut muncul sejak Senin (22/10). Sebuah paket tak sengaja dibuka pegawai konglomerat AS George Soros di kediamannya, Bedford, New York. Untung, bom di dalamnya tak meledak.

Pada hari yang sama, mantan Hakim Agung Eric Holder sebenarnya juga mendapat kiriman. Namun, surat tersebut salah alamat. Kurir pun mengembalikannya ke alamat Schultz di Florida keesokannya (23/10).

''Sepertinya seseorang atau sekelompok orang mengirimkan paket-paket serupa ini,'' ungkap Kepala Intelijen dan Kontraterorisme Kepolisian New York John Miller.

Surat bom untuk mantan Presiden Barack Obama dan Hillary Clinton, penantang Trump dalam pemilihan presiden 2016, berhasil dicegat Secret Service. Sedangkan Maxine Waters, anggota DPR dari Demokrat yang sering cekcok dengan Trump, mendapatkan dua paket sekaligus.

Sementara itu, kiriman untuk mantan Direktur CIA John Brennan dikirim ke markas CNN di New York. CNN selama ini dikenal berada dalam barisan depan pengkritik presiden dari Partai Republik tersebut.

''Semua tahu kalau orang-orang (yang jadi sasaran teror) ini sudah dijelek-jelekkan oleh simpatisan sayap kanan. Nyatanya, ujaran kebencian dan aksi kekerasan ada hubungannya,'' ujar Heidi Beirich, pakar intel The Southern Poverty Law Center. (bil/c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Apresiasi Pengakuan Arab Saudi tentang Khashoggi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler