COVID-19 Musuh Tak Kasat Mata, Menkes Budi Beber Dua Strategi

Kamis, 11 Februari 2021 – 12:58 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunaidi Saidikin saat membeberkan dua strategi untuk melawan virus corona, di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunaidi Saidikin membeberkan dua strategi untuk menekan laju pertumbuhan virus corona di Indonesia.

Hal tersebut diungkap Budi saat menghadiri apel pelepasan babinkamtibmas dan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai vaksinantor di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Kamis (11/2).

BACA JUGA: Alasan Kemenkes Libatkan Babinsa dan Babinkamtibmas untuk Tracing COVID-19

Adapun apel tersebut dipimpin Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Apel itu juga dihadiri pejabat pemerintah dan petinggi Polri-TNI.

Menurut Budi, pandemi Covid-19 ibarat perang dunia I dan II yang telah membunuh jutaan manusia.

BACA JUGA: Menkes Budi Gunadi: Mohon Dipahami, Ini Bukan Final

Oleh karena itu, dibutuhkan pertahanan dan persenjataan berbeda untuk melawan "musuh" yang telah membunuh jutaan manusia itu.

"Bapak-bapak, perang dunia satu dan dua sudah membunuh jutaan manusia, sekarang perang dengan pandemi ini sudah membunuh lebih dari dua juta manusia. ," ungkap Budi di Polda Metro Jaya.

BACA JUGA: Bio Farma Targetkan 13 Juta Dosis Vaksin Sinovac Dalam Waktu Dekat

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, sistem persenjataan itu membutuhkan kombinasi Polri-TNI dan Kemenkes.

"Sistem persenjataan ini merupakan kombinasi dari Polri-TNI dan juga dari Kementerian Kesehatan," katanya.

Menurutnya, strategi ampuh mengurangi laju penyebaran Covid-19 adalah dengan surveillance atau intel. Maka pemerintah mampu mendeteksi dimana keberadaan Covid-19.

"Bagaimana kami bisa tahu musuhnya ada dimana dan mereka bergerak dimana saja, dulu dilacaknya pakai teknik interograsi sekarang pakai teknik testing dan tracing," katanya.

Kedua, lanjut Budi, memberantas virus pada tempat yang tepat.

"Strategi yang kedua, yang kami sudah tahu kami mesti bunuh musuhnya, cuma itu bukan musuh manusia, tapi itu musuh virus yang ada di dalam tubuh manusia," katanya.

Kendati demikian Budi menyadari pihaknya kekurangan personil untuk melakukan pelacakan.

Menurutnya, untuk melakukan tracing penduduk Indonesia dibutuhkan 80 ribu tracer, Sehingga membuTuhkan kerja sama dengan aparat TNI-Polri. 

"Untuk di seluruh desa, kami tidak punya aparat seperti itu, yang punya hanya Polri dan TNI. Oleh karena itu, kami harus bekerja sama dengan polri dan TNI untuk melakukan fungsi surveillance," katanya.

Jika sudah ditemukan, kata dia, cara ampuh untuk membunuh musuh tak kasat mata yakni dengan vaksinasi kapda 181 juta masyarakat.

Dia pun mengatakan, dalam proses vaksinasi juga dibutuhkan kerja sama TNI-Polri untuk suksesnya pelaksanaan.

"Kalau masing-masing disuntik dua kali, artinya mesti suntik 362 juta suntikan. Sekali lagi ini adalah perang di mana kami harus membunuh musuh, kami menggaet bapak- bapak dari Polri dan TNI. Cuma bunuhnya enggak pakai pistol tetapi bunuhnya pakai jarum suntik," pungkasnya. (cr3/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler