Cuaca Buruk, Petani Tembakau Terpuruk

Kamis, 16 September 2010 – 09:49 WIB

KOTA-Cerita sedih petani tembakau tahun ini terus berlanjutSetelah gagal tanam selama beberapa bulan karena hujan terus mengguyur, kini mereka kembali murung meski sudah panen

BACA JUGA: Di Riau, Sudah 12 Tewas Kecelakaan

Mengapa? Di samping hasil panen tembakau yang kurang memuaskan, proses pengeringannya pun juga lama.

Proses pengeringan yang terlampau lama berpotensi mengurangi kualitas tembakau
Akibatnya, daya jual tembakau pun menjadi rendah

BACA JUGA: GMKI Gelar Aksi Solidaritas Jemaat HKBP

Terlebih jika harus bersaing dengan daerah penghasil tembakau lain yang hasil panennya memuaskan.

Hannan, salah seorang petani tembakau di Desa Panggung, Kec Kota Sampang mengungkapkan kegelisahannya
Dia mengaku harus menanggung kerugian yang cukup besar jika penjualan hasil panennya di gudang tak sesuai harga yang diharapkannya

BACA JUGA: Medan Terbanyak Penderita HIV/AIDS

Terlebih dia harus menutupi banyak kerugian yang disebabkan cuaca burukPanggung merupakan salah satu titik rawan banjir di Sampang yang lahan pertaniannya banyak ditanami tembakau.

"Saya banyak keluarkan modalKalau harganya anjlok saya benar-benar rugi MasSoalnya, waktu tanam tembakau pertama lahannya kemasukan air saat banjirTerpaksa saya beli bibit baru lagi," ungkapnya.

Di sini lain, dia juga harus membayar pekerja dan membeli keperluan lain agar tembakau di lahannya tumbuh subur.

Hal yang sama juga dirasakan petani tembakau yang sudah panen di Desa Banjar Talela, Kec CamplongPetani di wilayah ini juga sangat menyayangkan buruknya cuaca selama masa tanam hingga panenTembakau yang biasanya kering dalam dua hari, kini harus dijemur selama tiga hari agar benar-benar kering"Kering sih kering, tapi banyak yang busuk, rusak," ujar Asrowi, petani tembakau setempat.

Menurut dia, kerusakan karena proses pengeringan yang tidak maksimal itu jelas membuat harga tembakau turun saat dijual ke gudang"Kalau biasanya bisa dibeli seharga Rp 24-25 per kilogram (kg), kalau seperti ini bisa-bisa dibeli dengan harga separonya," ujarnya sambil menggulung tembakau irisan yang dijemur di atas tatakan bambu.

"Kalau rugi jangan ditanya, jelas rugiKalau dari 100 persen modal yang dikeluarkan untuk bertanam, paling hanya bisa kembali 60-70 persen," ungkapnyaMeski demikian, dia tetap berharap gudang di Pamekasan bisa membeli dengan harga yang tinggi"Cuaca kan di seluruh Madura burukSaya kira petani tembakau di tempat lain sama seperti kami," pungkasnya(lah/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Keluarga Pemudik Terlantar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler