Cuaca Buruk, Produksi Kopi Turun

Senin, 19 Desember 2011 – 11:37 WIB
BANDUNG - Kondisi cuaca belakangan ini berdampak negatif pada sektor perkebunan kopiPasalnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan produksi kopi nasional mengalami penurunan yang cukup drastis.

Pengusaha Kopi, Widya Pratama mengatakan, saat ini banyak daerah di Indonesia, yang menjadi sentra produksi kopi mengalami gagal panen

BACA JUGA: 32.379 Desa Masih Terkategori Tertinggal

"Biasanya saya mendapat pasokan kopi dari sejumlah perkebunan di Jawa dan Sumatera
Bahkan, kaibat gagal panen produksi kopi turun hingga 10%," tutur Widya.

Sementara itu, hal senada juga diungkapkan oleh Yanthi Tambunan seorang pemilik Kopi Bandar

BACA JUGA: Tipis, Harapan Honorer jadi CPNS

Menurutnya, hasil panen kopi di sejumlah perkebunan menurun dan kondisi tersebut diakibatkan oleh cuaca yang kurang mendukung.

"Tahun ini, produksi kopi turun drastic
Tapi sejauh ini, kita mendapatkan pasikan dari berbagai daerah

BACA JUGA: Gegana Siap Sterilkan Gereja

Antara lain, Aceh, Jawa dan PapuaTurunnya produksi perkebunan kopi menyebabkan pasokan menjadi tersendat," katanya.

Menurutnya, situasi tersebut secara tidak langsung menyebabkan harga jual kopi mengalami kenaikan yang cukup tinggiBahkan, kini harga jual kopi bisa mencapai Rp 80 ribu per kilogram.

Namun, meski pasokan menyusut akibat produksi kopi di sejumlah perkebunan turun, pihaknya mengaku hal tersebut tidak terlalu memengaruhi untuk tetap berproduksiPasalnya, stok persediaan kopi dianggapnya masih banyak bahkan hingga delapan tahun ke depan.

Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Definitif, Didiet Arry Suparno menilai, meski produksi turun komoditi kopi khususnya yang berasal dair Jawa Barat akan tetap mempunyai peluang besar untuk terus berkembang.

Bahkan, kopi yang berasal dari Jawa Barat atau yang dikenal dengan sebutan The Java Preanger Coffee, berpeluang melebarkan pangsa pasarnya hingga ke Eropa dan AmerikaPasalnya, kopi tersebut disukai publik Eropa, seperti Jerman, Belanda, Italia, dan lainnya"Publik Eropa, mengenal kopi tatar Pasundan sebagai The Java Preanger Coffee," katanya.

Untuk merealisasikannya, menurutnya, perlu berbagai langkahSalah satunya dengan mengoptimalkan setiap daerah di Jawa Barat yang berpotensi sebagai daerah untuk mengembangkan komoditi kopi, seperti kawasan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Didiet mengatakan, KBB memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor agrobisnisBahkan, beberapa komoditi yang berpotensi berkembang di wilayah tersebut selain kopi, yaitu teh dan karet.

"Di KBB yang berpotensi sebagai lahan kopi yaitu, Kecamatan Gunung Halu, kawasan Lembang, seperti Maribaya dan Parongpong juga punya potensi besar," pungkasnya(tri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Angin Kencang Ancam Wilayah Batam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler