jpnn.com - MANOKWARI - Beberapa hari terakhir ini, cuaca ekstrim melanda wilayah Manokwari dan sekitarnya. Gelombang tinggi hingga mencapai 4 meter disertai angin kencang hingga kecepatan 30 knot atau ekuvalen 60 Km/jam terjadi di wilayah perairan kepala burung Papua.
Dilaporkan, KM Napan Wainami yang berangkat dari pelabuhan feri Sowi, Manokwari menuju Wasior, Teluk Wondama dihantam gelombang tinggi dan angin kencang.
BACA JUGA: Massa FPI Geruduk Bank Niaga
Terpaksa, demi keselamatan, nahkoda kapal mencari aman dengan berteduh di sekitar Oransbari dan melanjutkan pelayaran setelah cuaca dirasa aman. Cuaca ekstrim ini juga dirasakan tim SAR (Search and Rescue) yang melakukan pencarian korban kecelakaan laut.
Speedboat mereka nyaris terbalik akibat hantaman gelombang tinggi antara Manokwari dan Pulau Numfor. "Gelombang sampai setinggi 4 meter. Kami nyaris celaka," ujar Plh Kepala Kantor SAR Manokwari, Muslikun Sodik kepada wartawan di kantornya.
BACA JUGA: Kontraktor Divonis 4 Tahun, KPA Dapat 3 Tahun
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Rendani Manokwari, Denny Putiray menjelaskan, gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda wilayah kepala burung Papua dipengaruhi tekanan rendah di beberapa wilayah Indonesia hingga utara Australia dan wilayah utara Papua di sekitar Pulau Biak. Kondisi ini menyebabkan,angin bertiup dari arah Barat Laut menuju ke Timur.
"Memang, beberapa hari ini cuaca lagi buruk. Karena tekanan udara rendah ini ada beberapa titik, maka menyebabkan angin yang cukup kencang. Dia akan bertiup secara terus-menerus dan mempengaruhi pada tinggi gelombang," jelasnya kepada wartawan Rabu (26/2).
BACA JUGA: Balita Tanpa Anus Butuh Biaya Operasi
Berdasarkan prakiraan BMKG di wilayah Manokwari yang berlaku 26-27 Februari, cuaca secara umum berawan hingga hujan. Angin di perairan pada umumnya bertiup dari arah Barat Laut ke Utara dengan kecepatan5-25 knots atau 10-50 Km/jam. Sedangkan rata-rata gelombang laut berkisar 1,25-2,5 meter. Suhu udara berkisar 24-32 derajat celcius.
BMKG memperingatkan, gelombang maksimum dapat mencapai 3-4 meter dapat terjadi di Samudra Pasifik atau wilayah Utara Papua Barat.
"Tinggi gelombang maksimum bisa terjadi 3 sampai 4 meter, ini sangat berbahaya pada perahu-perahu konvensional. Masyarakat di pantai Utara harus waspada," tandasnya.
Cuaca ekstrim, lanjut Putiray, juga dipengaruhi posisi matahari yang saat ini dekat garis khatulistiwa. Diperkirakan, pada 1 Maret, posisi matahari tepat berada di garis khatulistiwa sehingga menyebabkan suhu panas.
"Permukaan laut di belahan Selatan ini sedang panas, dan ini menimbulkan tekanan rendah. Prediksi saya, 3 sampai 4 hari kedepan, cuaca masih seperti ini (ekstrim)," jelasnya lagi. (lm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Datangi PN, 12 Perempuan Minta Rekan Labora Sitorus Dibebaskan
Redaktur : Tim Redaksi