Cucu Soeharto Masuk Bursa Capres PPI

Senin, 16 Februari 2009 – 07:48 WIB
JAKARTA - Sudah satu dasawarsa lebih reformasi bergulirTapi, daya tarik keluarga Cendana di dunia politik belum menghilang

BACA JUGA: Pulang, Kalla Gendong Cucu Ke-10

Buktinya, salah seorang cucu Soeharto, Ari Haryo Wibowo Hardjojudanto yang populer dipanggil Ari Sigit, bisa masuk bursa capres.

Usul itu mencuat dalam Rapat Pimpinan Nasional III Partai Pemuda Indonesia (PPI) di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (15/2)
PPI yang berdiri pada 5 Maret 2007 tersebut dinakhodai mantan Ketua Umum DPP KNPI Hasanuddin Yusuf.

''Ari Sigit diusulkan beberapa DPD, seperti Aceh, Jatim, Banten, dan Lampung,'' kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu PPI Akhmad Mudjiyanto

BACA JUGA: Fahmi Idris Jadi Model Dadakan

Dia menyebut, Ari Sigit cukup layak disejajarkan dengan tokoh pemuda lain
''Dia punya skill memimpin, tapi tidak tampil ke permukaan,'' cetusnya.

Sekjen PPI Niko Silitonga membantah masuknya nama Ari Sigit berkaitan dengan pendanaan partainya

BACA JUGA: Golkar Mulai Gelar Survei Tujuh Nama Capres

''Nama Ari Sigit murni berasal dari kemauan anggota PPI di daerah,'' tegasnya.

Tidak takut PPI distigma sebagai partai proromantisme Orba? Niko menyebut, masyarakat kelas bawah justru merindukan sistem negara yang lebih stabil dan pasti, seperti saat Soeharto menjadi presiden''Kalau orang atas tidak akan merasa, orang bawah yang merasaMereka berpikir lebih enak zaman dulu,'' ujarnya.

Sebelumnya Rakornas PPI merekomendasikan sepuluh nama sebagai kandidat capresMereka adalah SBY, JK, Sultan, Prabowo, Freddy Numberi, Rizal Ramli, Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin, Sandiaga Uno, Hasanuddin Yusuf, dan Niko Silitonga.

''Di luar capres dari kader internal, sekarang tinggal nama SBY dan JKTerus ada masukan dua nama baru, yaitu Akbar Tandjung dan Ari Sigit,'' kata Niko.

Upaya untuk menarik-narik anggota keluarga Cendana ke pusaran politik bukan kali ini saja terjadiDalam Pemilu 2004, putri sulung Soeharto, Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut, juga muncul sebagai bakal capres dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).

Bahkan, partai berbasis Islam yang muncul setelah era reformasi, yaitu PKS, mencoba memberikan award kepada Mbak Tutut sebagai salah seorang perempuan yang mampu memberi inspirasiPenganugerahan PKS award itu dimaksudkan untuk memperingati 80 tahun kebangkitan perempuan Indonesia, 22 Desember 2008Namun, setelah mengundang kontroversi, akhirnya dibatalkan.

Pengamat politik UI Andrinoff Chaniago menilai, Ari Sigit sebenarnya tidak punya modal politik yang mumpuniMisalnya, rekam jejak pengalaman organisasi massa dan popularitas ketokohan yang bisa menarik dukungan politik.

''Orang dengan kualifikasi seperti itu biasanya bisa muncul dengan memainkan modal ekonomi,'' kata Andrinoff''Cuma kita tidak tahu, apa ini maunya Ari Sigit atau ada orang yang memanfaatkan dia,'' imbuhnya.

Menurut Andrinoff, masuknya nama Sigit ke bursa capres PPI bukan pertanda keluarga Cendana tetap berpengaruh secara politikMelainkan, lebih menunjukkan potensi keuangan keluarga Cendana yang signifikan''Ini justru merugikan citra PPI sendiri sebagai partai pemuda yang idealis,'' tegasnya(pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Mulai Main Ancam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler