jpnn.com, JAKARTA - Mengatur napas dengan baik ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Antara lain untuk mengatasi distress atau jenis stres negatif yang tak jarang berujung insomnia (sulit tidur).
BACA JUGA: 5 Bahasa Cinta Tips Hubungan Langgeng dan Bahagia dengan Pasangan
Demikian dikemukakan dokter spesialis kedokteran jiwa Universitas Airlangga Surabaya dr. Nur Azizah AS.
Dia menyebut cara praktis mengatasi distress dengan mengatur napas dan berusaha rileks.
BACA JUGA: Pernyataan Pakar ini tentang Virus dan Antibodi Penting Banget
"Atur napas dengan cara ambil napas panjang dari hidung, keluarkan pelan-pelan lewat mulut, diulang berkali-kali sambil meyakinkan otak kita semua baik-baik saja."
"Itu cara praktis mengatasi distress, dengan cara relaksasi."
BACA JUGA: Pengalaman Audrey GAC Lepas dari Quarter Life Crisis Patut Dicoba
"Ambil posisi paling nyaman kemudian silakan rileks," ujar dokter Nur Azizah dalam seminar awam mengenai kesehatan otak, Rabu (22/9).
Azizah tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Dia mengatakan teknik ini juga akan membantu meredakan ketegangan otot, membuat napas serta detak jantung menjadi lebih teratur sehingga kondisi penderita bisa lebih baik.
Pengaturan pola napas juga bermanfaat bagi seseorang dengan insomnia atau sulit tidur.
Cara lain, penderita sebaiknya menghindari tidur siang.
Karena jumlah tidur seperti yang disarankan para pakar kesehatan diatur dalam satu hari bukan hanya malam.
Umumnya orang dewasa membutuhkan sekitar 7 jam tidur dalam 24 jam.
Tidur sendiri merupakan sebuah usaha, tindakan dan perilaku yang membutuhkan persiapan sama halnya seperti bepergian ke suatu tempat.
Azizah menyarankan penderita insomnia melakukan sejumlah hal sebelum tidur seperti membersihkan diri, menjauhkan benda yang mengganggu tidur, misal ponsel dan berdoalah.
"Siapkan lingkungan seperti tempat tidur, lampunya, kamar tidur untuk tidur bukan untuk yang lain," kata dia.
Di sisi lain, insomnia terkadang merupakan gangguan tidur primer tanpa ada gangguan fisik atau psikologis.
Apabila insomnia yang dirasakan akibat distress kemudian disertai terganggunya aktivitas sehari-hari, Azizah menyarankan penderita berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
"Dilihat dulu apa pure insomnia atau bagian gejala dari diagnosis tertentu."
"Kalau misalnya dia insomnia karena depresi maka pengobatannya pada depresi, kecemasannnya," pungkas okter Nur Azizah.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang