Cukup Kenali Gunung dari Asapnya

Rabu, 01 September 2010 – 17:49 WIB

JAKARTA -- Masyarakat diimbau untuk tidak perlu mengkhawatirkan sejumlah gunung berapi di Indonesia akan meletus secara tiba-tiba, sebagaimana terjadi pada Gunung SinabungKepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dr.Priyadi Kardono, M.Sc menjelaskan, warga di sekitar gunung berapi bisa mendeteksi secara kasat mata agar bisa mengetahui berbahaya atau tidak gunung tersebut

BACA JUGA: PDIP Siapkan Pembelaan untuk Panda Nababan

Dijelaskan, sebuah gunung berapi yang hanya ada awan putih di atas puncaknya, maka itu berarti dalam kondisi sangat aman atau normal


"Sedangkan bila ada asap putih yang terus keluar di atasnya, itu tandanya di dalam gunung sedang masak

BACA JUGA: KPK Serahkan TNI Terlibat Kasus TC kepada Panglima

Gampangnya begitu," ujar Priyadi Kardono kepada JPNN di kantornya, Jakarta, Rabu (1/9)
Selanjutnya, jika masakan itu sudah matang, maka keluar asap putih agak tebal

BACA JUGA: DPR Sambut Baik SBY Respon Malaysia di Mabes TNI

Asap itu tanda adanya letusan magnetik di dalam badan gunungDalam kondisi seperti ini, maka warga sekitar gunung harus mulai siaga

Dijelaskan Priyadi, tahap berikutnya, ketika asap tebal putih sudah berubah menjadi hitam, itu tandanya material letusan magnetik sudah mau keluarMenurutnya, tahapan ini yang sebenarnya ditunggu-tungguAlasannya, jika sudah masuk tahapan ini, maka tahapan berikutnya adalah redaDia mengibaratkan perut mual yang ingin muntah"Begitu sudah muntah, perut menjadi lega," terangnya, memberikan keterangan yang gampang dipahami warga awam

Dia mengatakan, di seluruh Indonesia terdapat 34 gunung yang masuk kategori BUntuk kategori ini tidak perlu dipantau terus-menerusSementara, yang masuk kategori A, jumlahnya tidak banyak, yakni seperti Gunung Merapi, Semeru, Kelud, dan beberapa yang lainYang masuk kategori A ini lebih mudah ditangani jika terjadi letusanPasalnya, kategori A ini dipantau terusDengan demikian, tahapan-tahapan aktifitas vulkanik bisa terpantau hingga menjelang meletus

Priyadi menjelaskan, belajar dari kasus Gunung Sinabung yang meletus secara tiba-tiba setelah 400 tahun membisu, maka ke depan pemantauan gunung berapi akan diintensifkanDiakui, selama ini pemantauan masih kurang karena terkendala terbatasnya peralatan pemantauDengan kejadian Sinabung, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang membawahi vulkanologi, telah mengajukan usulan anggaran untuk membeli alat pemantau

Priyadi mengatakan, sudah tentu BNPB akan mendukung usulan itu"Minimal bisa untuk membeli seismograf," ujarnyaSelain itu, alat lain yang mendesak adalah termometer yang dipasang di kawahAlasannya, alat ini yang paling efektif untuk mendeteksi letusan(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 26 Politisi jadi Tersangka Suap Pemilihan DGS BI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler