jpnn.com, CIREBON - Razia penyakit masyarakat jelang Ramadan yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cirebon Jawa Barat melahirkan cerita lanjutan. Salah seorang yang terjaring adalah seorang mahasiswi yang jadi wanita panggilan.
Kepada Radar Cirebon (Jawa Pos Group), wanita cantik berinisial CR mau berbagi kisah.
BACA JUGA: Sidang Isbat Awal Puasa Digelar Jumat Sore
Saat ditemui di kantor Satpol PP Cirebon, perempuan berusia 20 tahun yang dibekuk di salah satu kamar hotel melati bersama dengan teman laki-lakinya awalnya menolak mengaku.
CR beralasan hanya singgah beristirahat untuk makan dan menunggu kedatangan teman. Namun dari penampilan busana dan yang menor, petugas tak begitu percaya. Setelah didesak, CR pun mengaku.
BACA JUGA: Risma Doa Bersama, Hormati Perbedaan Untuk Jaga Kerukunan
“Sudah dua tahunan jadi freelance, tidak stand by di tempat. Hanya kalau dipanggil mami saja,” sebut CR.
BACA JUGA: Razia PSK tak Cukup, Perlu Pendekatan Iman Biar tak Menjamur
Menurut CR, dia terjun ke dunia malam tersebut sebenarnya lebih karena kecelakaan.
Dia yang mengaku asal Indramayu itu, pertama kali datang ke Cirebon untuk kuliah.
Tapi malah bergaul dengan teman-temannya yang lebih senior yang mengajaknya ikut dalam bisnis tersebut.
“Awalnya ikut-ikutan teman. Kok kayak enak ya. Uangnya banyak bisa beli make up, bisa beli baju. Kalau minta ke orang tua kan lama dapatnya,” ujar CR blak-blakan.
CR masih mengingat awal-awal pertama kali menerima orderan. Seorang pria meminta ditemani bernyanyi.
Saat itu ia menerima bayaran sekitar Rp 500 ribu dari pria yang umurnya mungkin sebaya dengan ayahnya.
“Dari situ mulai nyaman. Cuma nemenin nyanyi tapi uangnya dapat banyak,” paparnya.
Sekarang, total uang yang bisa ia dapat sekitar Rp 750 ribu per minggu. Uang tersebut dikoordinir oleh seorang mami di salah satu tempat karaoke di Kota Cirebon.
“Ada maminya. Kalau gak pake mami susah nyari tamu. Cuma ngandelin kenalan saja. Kalau pakai mami, tiap hari pasti ngelayanin tamu,” akunya.
Profesi barunya tersebut menurut CR tidak pernah ia umbar. Dia merahasiakan hal tersebut dari orang tuanya dan pacarnya yang berada di Indramayu. Bahkan jika pulang kampung, maka ia akan berubah drastis, terutama dari segi penampilan.
“Kalau Bapak tahu ya bisa dibunuh. Pacar saya juga gak tahu,” katanya.
Selama menjalani profesi tersebut, CR mengaku selalu all out. Baginya kepuasan pelanggan adalah hal utama dan penting.
Namun, CR menegaskan service yang ia berikan tidak pernah lebih dari menemani menyanyi dan menuangkan minuman.
“Pernah juga ada yang ngajak ngamar setelah karaoke, tapi saya tolak. Bahkan mau ngasih uang Rp 5 juta. Kalau kerja gak pernah lebih dari ciuman dan grepe-grepe aja. Untuk lanjut ke kamar masih takut,” ungkapnya. (JPNN/dri/yuz/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perlawanan PSK Dolly, Kerbau Diarak, Kepalanya Bertulis Risma, Pantatnya Nama Supomo
Redaktur : Tim Redaksi