jpnn.com, SAMARINDA - Suriansyah kaget bukan kepalang ketika mengintip bangsal di sebelah rumahnya di Jalan Biawan, Kecamatan Samarinda Ilir, Kalimantan Timur, Sabtu (9/6).
Dia melihat anaknya, Hary, dalam kondisi tergantung dengan tali nilon.
BACA JUGA: Napi Lapas Samarinda Pesan 1 Kg Sabu-Sabu asal Malaysia
Suriansyah mengatakan, saat itu dirinya baru saja berbuka puasa sembari menunggu Hary yang sudah seminggu tak ada kabar.
Tak lama berselang Aldi yang merupakan sepupu Hary datang.
BACA JUGA: Kreativitas Kunci Menangi Persaingan Bisnis Perhotelan
Aldi mengaku melihat Hary pulang dua hari sebelumnya. Suriansyah lantas beranjak.
Dia teringat bangsal di sebelah rumahnya yang tidak berpenghuni dan tak pernah dikunci.
BACA JUGA: Ckckckck, Dani Punya Hobi Kok Mencuri
“Saya kaget ketika melihat dari luar. Kondisinya terkunci dari dalam,” ungkap Suriansyah sebagaimana dilansir laman Prokal, Minggu (10/6).
Tanpa pikir panjang, pria paruh baya itu langsung masuk dari pintu bangsal lain.
“Saya lewat lantai atas. Pintu di atas bisa dibuka lewat kaca nako,” ujar Suriansyah.
Dia semakin mempercepat langkah saat mencium aroma busuk.
Suriansyah tidak bisa menyembunyikan kekagetannya saat melihat tubuh anaknya tergantung dan sudah membengkak.
“Saya tidak menyangka dia (Hary) nekat bunuh diri,” ucap Suriansyah.
Dia menambahkan, sebelumnya dirinya memang terlibat perdebatan dengan Hary.
Setelah itu, Hary meninggalkan rumah. Menurut Suriansyah, Hary kerap meninggalkan rumah ketika sedang bermasalah.
Hary juga sering mengancam akan bunuh diri ketika sedang berdebat dengan Suriansyah.
Sebelum meninggalkan rumah, Hary dalam keadaan kurang baik.
Motor yang sehari-hari digunakan juga baru saja diambil oleh orang yang merupakan tempat Hary meminjam uang. (fri/iks/dra/kri/k16)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dermawan Gantung Diri Lantaran Tak Dibelikan Sepeda Motor
Redaktur & Reporter : Ragil