Curhat T, Ibu Korban Kekerasan Seksual JIS: Anak Saya Pahlawan

Jumat, 18 April 2014 – 05:44 WIB

jpnn.com - ORANG TUA mana yang tak hancur hatinya saat mengetahui anak yang dilahirkannya mendapat pelecehan seksual. Itu pula yang dialami T, 40, ibunda korban pelecehan seksual di JIS.

Kini sang ibu selalu mendukung anaknya dan mencari keadilan demi buah hati tercinta. Perempuan kelahiran Surabaya itu pun menganggap putra sulungnya tersebut sebagai pahlawan. Menurut T, keberanian sang anak bisa membuat sejumlah korban lainnya ikut bicara.

BACA JUGA: Amien Rais Bantah Koalisi Islam Dipimpin Gerindra

"Karena dia berani bicara sama aku, akhirnya anak-anak lainnya yang mengalami masalah yang sama dengan dia sudah mulai bicara," tulis ibu korban dalam pesan di BlackBerry Messenger yang tersebar melalui Instagram kemarin.

"Jadi, anakku diizinkan Tuhan mengalami hal ini untuk mengungkap kebejatan geng pedofilia yang selama ini ditutup-tutupi hanya untuk menjaga nama baik sekolah," tulisnya.

BACA JUGA: Pertemuan Jokowi-Ridwan Kamil Dikagetkan Suara Kaca Pecah

Perempuan kelahiran tahun 1974 tersebut juga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan teman-temannya. Musibah yang dialami keluarganya itu membuat dia tak bisa menjawab telepon atau membalas SMS satu per satu.

"Aku masih nggak siap bicara, aku masih stres," ujar perempuan yang kini tinggal di Pondok Indah, Jakarta Selatan, tersebut.

BACA JUGA: PKS: Jokowi tak Mengerti Sistem Multi Partai

Masalah yang dialami putranya, lanjut perempuan itu, sebenarnya sudah berlangsung lama, sejak 21 Maret 2014. Tapi, dia merasa tak mendapat keadilan dari JIS. "Aku mencoba sabar menutup-nutupi, akhirnya aku nggak tahan, aku speak up! Cari keadilan..." tandasnya.

Seperti diberitakan, putra T, MAK, bocah berusia 6 tahun, menjadi korban tindakan asusila di sekolahnya yang diduga dilakukan petugas kebersihan.

Perbuatan bejat tersebut dilakukan awal Maret di toilet sekolah. Waktu itu MAK bermaksud kencing di toilet. Karena terburu-buru, air kencing MAK berceceran di lantai toilet.
Saat itulah tiba-tiba seorang perempuan membekapnya dari belakang. Pada saat bersamaan, datang empat pria yang memaksa untuk menyodomi MAK.

Mendengar pengakuan tersebut, T membawa anaknya ke rumah sakit untuk divisum. Hasilnya, terdapat luka memar di anus korban yang diduga karena benda tumpul. T kemudian melaporkan kejadian itu kepada sekolah dan polisi. Dia juga memindahkan anaknya dari JIS.

Bagaimana kondisi MAK saat ini" T menyebutkan, MAK masih mengalami trauma. Bahkan, meski sudah pindah sekolah, dia tetap tidak mau sekolah.

"Selain itu, kondisi anak saya setiap hari tidak mau memakai celana dengan alasan yang tidak jelas. Karena itu, dia susah diajak keluar rumah," ungkap istri warga negara Belanda yang bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia tersebut.

T yakin anaknya mengalami traum mendalam. Sejak peristiwa pelecehan seksual terjadi, MAK memang tidak bisa tidur sendiri.

Bocah pencinta figur Captain America itu kerap mengigau dan berteriak. "Mengigaunya itu lama sekali. Kalau tidak mengigau, dia berteriak kencang. Hati saya sakit melihatnya, saya kecewa, marah, dan emosi terhadap sekolah yang lalai. Penjagaan ketat harusnya tidak di luar saja, dalamnya juga," tandasnya.

Bukan hanya anaknya yang menderita, T mengungkapkan, suaminya, Mt, kerap diancam. Ancaman disampaikan melalui pesan singkat.

"Ancaman yang diterima suami saya (Mt) mengatasnamakan Ibu Menteri Linda Gumelar (menteri peberdayaan perempuan). Isi ancamannya jangan menjelek-jelekkan JIS," ujar T.

Menurut T, pihaknya tidak pernah menjelek-jelekkan sekolah internasional tersebut melalui media massa. Sebab, dia selama ini hanya mengungkap fakta. "Saya nggak pernah menjelek-jelekkan, saya mengutarakan fakta," tegasnya.

Meskipun banyak mendapat tekanan, T berjanji mengusut kasus itu sampai tuntas. "Semua keluarga saya menangis. Awalnya saya menutupi aib ini. Mama kandung saya aja tidak tahu, tapi karena pihak sekolah tidak menggubris, ya saya mencari keadilan di tempat lain. Saya janji usut kasus ini tuntas karena sudah mengecawakan saya dan keluarga," kata T.

T juga berharap para pelaku dapat ditindak tegas karena telah melakukan perbuatan keji tersebut. "Perbuatan mereka sangat keji. Jangan sampai ada lagi kasus seperti ini. Anak-anak butuh perlindungan," harapnya. (agu/mia/c10/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dihadang Mahasiswa ITB, Jokowi Kabur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler