Pengusaha asal Darwin, George Manolas, telah dijatuhi hukuman enam tahun penjara dengan masa non-pembebasan bersyarat tiga tahun karena menipu mitra bisnisnya di restoran sushi populer milik mereka.

Awal bulan ini, sebuah sidang di Mahkamah Agung menemukan bahwa Manolas bersalah atas 20 tuduhan mencuri yang berjumlah $ 170.000 (atau setara Rp 1,7 miliar).

BACA JUGA: Class Action Petani Timor Bisa Disidangkan di Australia

Manolas, 52 tahun, mengelola restoran Bar Zushi di wilayah Casuarina Square, yang dimiliki bersama teman dekatnya sekaligus mitra rahasianya, Amir Heydarpour.

Tapi kedua pria itu berselisih pada tahun 2015 setelah Heydarpour menemukan bahwa Manolas telah mentransfer uang dari rekening bank Bar Zushi untuk membayar hutang bisnisnya yang lain, yakni toko buku Dymocks di Casuarina.

BACA JUGA: Pemindahan Paksa Pengungsi Manus PNG Masuki Hari Kedua

Pengadilan mengungkap bukti bahwa Manolas telah melakukan total 137 transaksi senilai $ 520.000 (atau setara Rp 5,2 miliar), dan juga menggaji dirinya sendiri serta istrinya secara berlebihan yakni sekitar $ 170.000 (atau setara Rp 1,7 miliar).

Jaksa penuntut utama, David Morters, mengatakan bahwa transaksi tambahan tersebut diperkirakan akan menghasilkan tuntutan lebih lanjut terhadap Manolas dan ia berencana melanjutkan sidang kedua secepat mungkin.

BACA JUGA: Kopi Dapat Kurangi Risiko Kematian dan Sejumlah Penyakit

Heydarpour mengatakan bahwa tindakan Manolas tersebut memiliki dampak signifikan pada hidupnya. George Manolas dinyatakan bersalah menggunakan uang Bar Zushi untuk membayar hutan bisnisnya yang lain.

Supplied: www.jazclass.aust.com

"Saya harap ini mengirimkan pesan peringatan yang jelas kepada semua penipu bahwa suatu saat mereka akan tertangkap, dan mendorong semua korban penipuan untuk maju dan menuntut penjahat bisnis rendahan ini," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Ini bukan saja 'keadilan' untuk keluarga saya, tak ada keluarga yang pantas mengalami hal ini, ini bukan sesuatu yang benar bagi staf Bar Zushi.”

"Ini adalah 'hukuman' atas 'kejahatannya yang tidak adil'."Pesan untuk penjahat bisnis

Sebelum vonis dijatuhkan, kuasa hukum Manolas, yakni Mark Thomas, mengatakan bahwa pengadilan bertindak "tidak berperasaan" jika mengirim kliennya ke penjara tanpa mempertimbangkan umur, status sosial dan dampak perpisahannya dari keluarga.

Thomas mengatakan bahwa kliennya tidak memiliki riwayat kriminal sebelumnya dan hanya mencuri uang tersebut karena ia ingin melihat toko buku Dymocks bertahan.

Tapi Morters menggambarkannya sebagai "penipuan berstandar saham" dan berpendapat bahwa vonis tersebut harus menyiratkan sebuah pesan kepada para penjahat bisnis.

Ia mengatakan bahwa Manolas mengeluarkan sejumlah besar dana, menyamarkannya, membohongi dan menyalahgunakan kepercayaan teman dan mitranya, yang sekarang menghadapi konsekuensi bencana.

Dalam putusannya, Hakim Peter Barr mengatakan bahwa ia mempertimbangkan tindak ketidakjujuran yang dilakukan dalam waktu lama, kegagalannya untuk membayar uang kembali dan dampaknya terhadap Heydarpour.

"Ini adalah contoh mengerikan dari direktur yang memperlakukan properti perusahaan sebagai miliknya sendiri," sebutnya

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemugaran Stadion Olimpiade Sydney Beranggaran Rp 20 Trilyun

Berita Terkait