jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan mengaku mencium adanya upaya memprovokasi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dengan survei-survei tentang elektabilitas calon presiden (capres). Meski demikian, PDIP tak mau terpancing dengan survei capres yang sengaja menggiring untuk memunculkan capres tertentu.
Menurut Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, TB Hasanudin, upaya provokasi melalui survei-survei capres itu memang sangat terasa. Namun, Hasanudin menegaskan bahwa sesuai amanat kongres dan rapat kerja nasional (rakernas) PDIP maka keputusan tentang capres dan cawapres partai berlambang banteng itu diserahkan ke Megawati.
BACA JUGA: Tak Mau Ganggu Hubungan Subur Budhisantoso dengan SBY
Hasanudin menegaskan, partainya punya hitung-hitungan tersendiri tentang capres. Karenanya, PDIP tak mau terjebak dengan hitung-hitungan partai lain, termasuk yang memanfaatkan lembaga survei.
"Kami punya hitungan tersendiri meski ketua umum kami (Megawati, red) belum menetapkan capres. Tapi kami tak akan membuat capres partai lain besar kepala," kata Hasanudin saat dihubungi JPNN, Minggu (20/10) malam.
BACA JUGA: PKB Cium Aroma Deparpolisasi dalam Perpu MK
Hasanudin menambahkan, ada upaya untuk membangun opini dengan mendorong nama salah satu capres dari partai lain untuk bersaing dengan Megawati. "Ini lebih pada penggiringan opini untuk menyesatkan publik," ucapnya.
Sedangkan politikus PDIP lainnya, Eva Kusuma Sundari, menegaskan, sepatutnya sesama partai tidak saling mengganggu. Menurutnya, PDIP saat ini seolah menjadi menjadi sasaran agenda tersembunyi di balik survei dan polling.
"Kita bukan partai reaktif. PDIP walau terus menjadi target 'operasi' survei-survei dan polling, justru makin teguh menjalankan amanat kongres untuk memenangi pemilu legislatif. Perjuangkan ideologi melalui kader-kader sendiri," tegasnya.
BACA JUGA: Penuduh BIN Penculik Sebaiknya Diproses Hukum
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menggelar survei yang menempatkan tiga nama capres riil saja, yakni Aburizal Bakrie, Megawati dan pemenang konvensi Partai Demokrat. Survei itu juga menyebut adanya persaingan ketat antara Megawati dan Aburizal Bakrie.
Namun, peneliti senior Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo menilai hasil survei LSI yang menempatkan Megawati head to head dengan Aburizal itu merupakan upaya provokasi. Apalagi, kata Karyono, nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak dimasukkan dalam survei LSI yang dilakukan bulan Oktober 2013 itu. Bahkan LSI menempatkan Jokowi dan Prabowo sebagai capres wacana.
"Alasan LSI tidak menguji nama Jokowi dan Prabowo karena keduanya hanya merupakan capres wacana hanyalah merupakan cara untuk menyiasati agar hasil elektabilitas Megawati dan Aburizal Bakrie terkesan bersaing ketat berada di posisi atas," kata Karyono.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LSI Dituding Provokasi Megawati Maju di Pilpres 2014
Redaktur : Tim Redaksi