Daerah 'Kuburan' Jurnalis dan Aktivis HAM

Minggu, 04 April 2010 – 07:56 WIB
Salah satu akibat dari aksi kekerasan (bom) di daerah Kaukasus Utara. Foto: Internet.
NEW YORK - Kaukasus UtaraInilah salah satu wilayah yang paling berbahaya bagi jurnalis, pengacara, maupun aktivis HAM

BACA JUGA: Loyalisme yang Memerahkan Thailand

Parahnya, kendati mereka yang berprofesi itu jadi sasaran utama penculikan, penyiksaan dan pembunuhan, tapi ternyata kasus mereka luput dari mata dunia.

"Inilah saatnya membawa masalah Kaukasus Utara ke dalam agenda (internasional)
Waktunya bagi Obama (setelah menutup Penjara Gitmo) untuk memperbaiki hubungan AS dengan Rusia," saran Sarah E Mendelson, Direktur CSIS Internasional bagian HAM dan Inisiatif Keamanan, seperti dikutip Foreign Policy.

Sebut saja Natasha Estemirova, aktivis HAM yang menjadi korban pembunuhan pada Agustus 2009

BACA JUGA: Militer Thailand, Pemain yang Diam

Dia diculik di luar rumahnya di Grozny, ibukota Chechnya, lalu ditembak dan digeletakkan di lapangan di Ingushetia
Diduga kuat keterlibatannya dalam mengangkat masalah di Kaukasus Utara, telah menyeretnya ke dalam kematian

BACA JUGA: AS Himbau Resolusi Damai di Thailand

Sebab, sehari sebelum pembunuhan itu, Human Rights Watch (HRW) menerbitkan sebuah laporan mengenai eksekusi dan pembakaran rumah di Chechnya.

Kekerasan juga dialami oleh Zarema Sadulaye dan Alik DzhabrailovMereka diculik di Grozny, dan belum diketahui nasibnyaSementara, dari kalangan pengacara, korbannya antara lain Stanislav Markelov, yang direnggut nyawanya di jalanan Moskow sehari sebelum pelantikan Barack Obama pada Januari 2009.

Menurut Mendelson, profesor ilmu politik internasional dari Fletcher School of Law and Diplomacy di Tufts University itu, banyaknya tindak kekerasan di wilayah Kaukasus Utara merupakan tanggung jawab pemerintahan Rusia dan Barat, termasuk AS dan negara-negara di wilayah EropaSebab katanya, hal itu menyangkut keamanan dan kepentingan internasional mengenai keamanan.

Salah satu solusinya, lanjut Mendelson, adalah menyediakan lapangan pekerjaan dan tentunya memberantas korupsi yang mencengkeram kawasan tersebutSebab, kekerasan di Kaukasus Utara diduga kuat dilakukan oleh militanMereka dengan mudah merekrut para pemuda yang kebingungan mencari pekerjaanHal itu membuat Kaukasus Utara menjadi lahan subur bagi perekrut teroris.

Mendelson berargumen, bila kerjasama itu berhasil, praktis pemerintahan Presiden Dmitry Medvedev akan mendapatkan sorotan (positif) internasionalTetapi bila tidak, sama artinya menurunkan popularitasnya dan memperburuk citra kawasan Rusia(war/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Demo, Thaksin Keliling Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler