"Banyak laporan yang kita terima, daging ilegal khususnya daging Alana asal India, dan jeroan seperti paru dari Brazil yang masuk melalui Malaysia, banyak beredar di Batam
BACA JUGA: Kubu Harry Mangkir, Sidang TPI Batal
Sidak akan kita segerakan," ujar Kabid Peternakan Dinas KP2K Kota Batam, Sri Yunelli, kepada Batam Pos (grup JPNN), di Sekupang, Rabu (11/8).Nelli - panggilan akrabnya - mengatakan, disinyalir daging-daging ilegal itu masuk melalui pelabuhan tikus dan diedarkan secara terselubung di beberapa pasar dan juga rumah makan
Nelli mengatakan, daging Alana dilarang masuk ke Batam karena India merupakan negara endemi penyakit kuku dan mulut (PMK)
BACA JUGA: BANJARMASIN: Ditemukan Bahan Berbahaya
"Saat ini kita hanya mengimpor daging dari New Zealand dan Australia, serta sebagian dari daerah di BrazilPara importir daging di Batam juga dihimbau untuk tidak 'bermain mata' turut serta memasukkan daging ilegal, karena daging impor sesuai SPP tidak sesuai kuota
BACA JUGA: PADANG: Bakteri dan Rhodamin dalam Makanan
"Jangan ada yang bermainKami juga menghimbau kepada para importir supaya segala kebutuhan dan permasalahan mengenai daging, supaya diinformasikan dengan kamiTermasuk data kuota, sehingga kami bisa langsung membuat kebijakan," ujar Nelli.Selain itu, Nelli mengatakan bahwa Batam sebenarnya sangat kekurangan daging sapi setiap tahunnyaData yang diperoleh Dinas KP2K berdasarkan jumlah penduduk, Batam butuh daging beku atau impor minimal 5.000 ton per tahun.
"Ini yang telah kita sampaikan ke pemerintah dan juga koordinasikan ke pelaku usaha impor dagingKarena bila ini tidak terpenuhi, bisa terancam dan bahkan daging segar yang didatangkan dari luar daerah seperti Lampung dan Jawa pun tidak mampu menutupinya," ujar Nelli(ca/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Ancaman Makanan Berbahaya
Redaktur : Tim Redaksi