Dahlan Iskan: Belum Ada Tanda-Tanda Ketua Umum PSSI Mengundurkan Diri

Jumat, 28 Oktober 2022 – 10:25 WIB
Aremania kembali turun aksi di Alun-Alun Tugu Kota Malang pada Kamis, (27/10/2022). Foto: Ridho Abdullah/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dahlan Iskan kembali menulis tentang perkembangan tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 135 orang.

Kali ini, kolumnis kondang itu menyoroti rangkaian aksi demo dengan tuntutan usut tuntas tragedi Kanjuruhan yang terjadi 1 Oktober 2022 itu.

BACA JUGA: Ketum PSSI Iwan Bule Tak Penuhi Panggilan Polisi soal Tragedi Kanjuruhan, Alasannya Begini

Wali Kota Malang, Sutiaji ketika menemui aksi dari Aremania di Depan Balai Kota Malang pada Kamis 20 Oktober 2022. Foto: Ridho Abdullah/JPNN.com

"Para pedemo umumnya berpakaian hitam-hitam. Membawa keranda hitam. Juga poster-poster warna hitam. Tulisannya yang putih: usut tuntas," tulisan Dahlan, Disway edisi Jumat (28/10).

BACA JUGA: Singgung Ahok & Anies di Tulisan tentang Rishi Sunak, Dahlan Iskan: Kita Iri kepada Inggris

Para pedemo berjalan dari Stadion Gajayana menuju Balai Kota Malang.

Sepanjang jalan suasananya duka: mereka mengalunkan tahlil berlagu, seperti umumnya iringan pelayat menuju kuburan.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Menulis tentang Rishi Sunak yang Konon Lebih Kaya dari Mendiang Ratu Elizabeth

Keranda hitam dan lima mayat putih dipikul di bagian depan iring-iringan itu.

"Apanya yang harus diusut tuntas? Kan, polisi sudah menetapkan tersangka? Sampai 6 orang?" demikian pertanyaan Dahlan kepada seorang Aremania.

"Masih ada yang harus bertanggung jawab lagi. Yakni ketua umum PSSI," tulisan Dahlan menirukan jawaban suporter Arema FC tersebut.

"Setidaknya harus mengundurkan diri," lanjut Dahlan mengutip jawaban Aremania itu.

Menurut Dahlan, tidak hanya demo yang berlanjut. Corat-coret di pagar-pagar dan tembok kian banyak. Di seluruh kota, terutama di dekat-dekat kantor polisi.

"Kian hari kian meluas. Bunyinya mirip-mirip: usut tuntas. Ditambah kata ACAB di sana-sini," tulisan Dahlan.

Dia melihat demo Aremania itu berbeda dengan unjuk rasa ormas atau buruh. Tidak ada teriakan-teriakan menghujat. Tanpa orasi.

Konon demo Aremania itu lebih mirip unjuk duka. Marahnya di dalam hati, bahkan pada demo pertama dulu lebih simbolis.

Hari itu Aremania juga menuju balai kota dan berkumpul di halamannya untuk menunggu kedatangan sang wali kota dalam diam.

"Begitu wali kota muncul, mereka serentak membalik badan, membelakangi wali kota. Mereka tidak marah ke wali kota. Itu hanya simbolis agar wali kota segera mengeluarkan sikap," lanjut Dahlan.

Setelah wali kota mendukung dilakukannya usut tuntas, para pedemo pun membalik badan lagi menghadap wali kota.

"Yang juga menarik media adalah demo tunggal. Seorang diri. Di perempatan jalan. Tujuannya: agar diketahui Presiden Jokowi yang hari itu akan lewat di situ," tulisan Dahlan.

Menurut eks menteri BUMN itu, yang demo tersebut seorang cewek, Ganis Rumpoko. Dia adalah putri wali kota Batu.

Informasi yang diperoleh Dahlan, demo berikutnya masih akan berlanjut. Rutin tiap Kamis. Sampai ketua umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mundur atau dimundurkan.

"Belum ada tanda-tanda ketua umum PSSI mengundurkan diri. Itu haknya. Tetapi sudah ada hasil tim pencari fakta yang resmi dibentuk pemerintah," tulisan Dahlan.

Menurut dia rekomendasi itu sudah sangat tegas: ketua umum PSSI harus mengundurkan diri.

"Tentu 'keharusan' di situ sifatnya moralitas. Tim pencari fakta (TGIPF), yang diketuai Menko Polhukam Mahfud MD, tidak punya kekuasaan untuk memecat ketua umum PSSI," tulisan Dahlan.

Tulisan lengkap Dahlan Iskan pada kolom Disway ini bisa Anda baca pada tautan berikut: Kongres Dawet. (disway/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jawaban AKBP Ari Cahya alias Acay Ditanya JPU soal Penyidik Kasus KM 50, Oh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler