jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berbagi pengalaman selama memimpin ratusan perusahaan pelat merah, dalam acara 'BTN Housing Finance Center Launching' di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (15/10).
Selama kurang lebih tiga tahun menjabat sebagai menteri BUMN, Dahlan mengakui banyak menemui kesulitan. "Saya sendiri di BUMN banyak menemui masalah. Koreksi total mengenai BUMN yang mempunyai anak-anak usaha yang begitu banyak, tetapi kecil-kecil dan kadang bikin repot," ungkapnya.
BACA JUGA: Rudi Sebut Marihad Ikut Melobi Penurunan Harga Gas KPI
Beruntung, sebelum diangkat menjadi Menteri BUMN, ia sudah lebih lama terjun di dunia bisnis. Sehingga hal tersebut bisa menjadi pengalaman yang berharga baginya untuk memimpin ratusan perusahaan pelat merah. Menurutnya, bila ingin sukses dalam memimpin suatu perusahaan tidak bisa dilakukan secara instan.
"Memang mungkin ada masalah sendiri bagi seseorang yang belum lama bisnis, biasanya ingin cepat-cepat besar dan pengin cepat-cepat mendapat gelar konglomerat," serunya.
BACA JUGA: Lepas Jabatan Menteri, Dahlan Siapkan 2 Kali Perpisahan
Kecenderungan sifat tersebut sering ia jumpai pada jiwa anak muda saat ini yang kerap tidak sabar untuk meraih kesuksesan. "Saya lihat kecenderungan di anak muda juga gitu, pengen cepat, kadang-kadang menempuh jalan tidak selayaknya. Pengen cepet besar, dikira besar itu enak, suka pamer. Saya menangani ini menangani itu dan bagi orang seperti saya, saya tidak akan memuji orang seperti itu," beber dia.
Selain harus menjauhkan dari sifat-sifat yang ia sebutkan di atas, mantan Dirut PLN ini juga mengingatkan pentingnya fokus dalam menjalankan sebuah pekerjaan. Bila tidak fokus dalam melakukan sebuah pekerjaan, maka berbagai masalah bisa timbul lantaran tidak fokus dalam menjalankan pekerjaan.
BACA JUGA: Rudi Sebut Tidak Ada Rekomendasi Penyesuaian Harga Gas KPI
"Saya sebagai orang dari pesantren sering mengatakan bahwa perusahaan itu masuk tauhid. Tauhid itu adalah meng-esa-kan, inti dari meng-esa-kan adalah fokus. Orang yang tidak bertauhid itu disebut musyrik, musyrik itu dosa besar dalam agama Islam dan tidak bisa dimaafkan. Orang yang tidak bisa fokus itu disebutnya musyrik, dosanya adalah masuk neraka. Kalau dalam bisnis itu ya bangkrut, banyak masalah, utang yang tidak bisa dibayar," sebut pria berkacamata itu. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Instansi Penerima CPNS Wajib Tempel Daftar Kelulusan Versi Panselnas
Redaktur : Tim Redaksi