jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan menyatakan pelaku yang diduga menerima suap dari produsen penyedia mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Diebold Inc bukanlah pejabat Bank BUMN, tetapi staf teknisi operator.
Kejadian penyuapan tersebut, kata Dahlan, bermula ketika staf teknisi operator disekolahkan ke Eropa untuk dididik teknologi dan ketika berada di Amerika Serikat (AS) para staf teknisi operator berekreasi ditanggung oleh Diebold Inc.
BACA JUGA: Aturan Penomeran Kartu Seluler Dinilai Sia-sia
"Yang terlibat itu kayawan levelnya sangat bawah. Jadi tidak ada pejabat Bank BUMN yang terlibat mulai dari level 1 (Direksi), level 2 (Manajer), level 3 (Kepala Cabang) itu tidak terlibat," ujar Dahlan usai mengadakan rapat dengan BUMN di Hotel Hyatt, Jakarta, Minggu (27/10).
Kendati begitu, Dahlan juga tak menampik bahwa Bank Mandiri ikut terlibat dalam kasus penyuapan yang dilakukan oleh Diebold Inc, tetapi yang menerima bukan jajaran direksi namun staf teknisi operator. "Ada Bank Mandiri dan BPD yang terlibat, tapi sekali lagi ini bukan pejabat BUMN. Ini dari teknisi karyawan operator," tegasnya lagi.
BACA JUGA: Minta Aturan Sertifikasi Makanan dan Farmasi Dibedakan
Namun dikatakan Dahlan bahwa bentuk suap yang dilakukan oleh Diebold Inc bukan berupa uang, tetapi fasilitas jalan-jalan. "Jadi bukan suap seperti memberikan uang, tetapi fasilitas jalan-jalan," terangnya.
Bekas Dirut PLN ini juga mengatakan bahwa dirinya sudah menerima laporan dari beberapa bank BUMN, diantaranya Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI sedangkan Bank BTN belum memberikan laporan.
BACA JUGA: PLN Setuju Penyesuaian Tarif
Seperti diketahui, Produsen penyedia mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Diebold Inc yang berbasis di Canton Utara, Amerika Serikat dikabarkan menyuap pejabat bank pemerintah Indonesia, Tiongkok dan Rusia untuk mendapatkan dan mempertahankan kontrak penyediaan ATM di negara-negara tersebut.
Diebold mengeluarkan US$147 ribu atau setara Rp 1,6 miliar untuk membayar perjalanan liburan para pejabat dari tiga bank milik pemerintah Indonesia ke Eropa agar bisnisnya di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan itu dilakukan sejak tahun 2005 sampai tahun 2010. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPK Harus Tetap Audit Keuangan BUMN
Redaktur : Tim Redaksi