Dahlan Iskan: saat Hermawan Kartajaya Mendirikan MarkPlus, Dia Diejek dengan Bahasa Suroboyoan

Senin, 21 November 2022 – 09:34 WIB
Dahlan Iskan saat di Skotlandia. Foto: disway.id

jpnn.com, JAKARTA - Dahlan Iskan menilai Hermawan Kartajaya merupakan seorang guru sejati.

Hermawan bahkan sudah membuat wasiat tentang cadaver, agar kalau meninggal kelak mayatnya disumbangkan ke fakultas kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya Teken Wasiat Cadaver, Dahlan Iskan: Guru Sepanjang Hayat

Wasiat itu diteken Hermawan pada hari ulang tahunnya ke-75, Sabtu (19/11) lalu.

Dengan cara itu mayatnya tetap bisa menjadi guru bagi para mahasiswa yang ingin jadi dokter.

BACA JUGA: Wapres Selipkan Pesan soal Capres di Muktamar Muhammadiyah, Begini Kalimatnya

Pelajaran anatomi, mata kuliah dasar bagi calon dokter, tidak bisa sempurna tanpa menyajikan mayat di 'ruang' kuliah.

"Hermawan itu guru sejati. Guru modern. Guru yang menciptakan kurikulumnya sendiri," tulisan Dahlan, Disway edisi Minggu (20/11).

BACA JUGA: Dahlan Iskan Ungkap Sosok Arsitek Gala Dinner G20 Bali di GWK, Ternyata

Hermawan pernah menjadi profesional di perusahaan besar. Sampai jadi level direktur di korporasi sebesar Sampoerna.

"Dia tidak tahan. Ia berhenti. Ia pamit untuk jadi guru lagi: guru marketing," lanjut Dahlan.

Menurut kolumnis kodang itu, Putera Sampoerna, pemilik pabrik rokok Dji Sam Soe itu, sampai heran dengan keputusan Hermawan.

"Gaji di Sampoerna, kan, besar. Mengapa berani berspekulasi untuk mencoba jadi guru marketing. Belum jelas pula pasarnya," tulisan Dahlan.

Dahlan juga menyinggung langkah Hermawan mendirikan MarkPlus, meskipun sempat diejek.

"Ketika Hermawan akhirnya mendirikan MarkPlus, ia diejek pakai bahasa Suroboyoan: mak ples. Artinya: tiba-tiba meredup untuk kemudian padam," tulisan Dahlan.

Hermawan awalnya memang guru matematika di SMP swasta Sasana Bhakti, di Jalan Jagalan. Ayahnya pengurus sekolah di tempat lain. Ibunya guru.

Lalu Hermawan mengajar di SMA St Louis Surabaya. Orang seperti eks Menteri ESDM  Ignasius Jonan, konglomerat Hary Tanoesoedibjo dan Kepala Pajak Jatim Prof John Hutagaol adalah murid-muridnya di St Louis.

"Hermawan bukan sarjana. Ia pernah kuliah di ITS jurusan elektro. Sudah hampir selesai. Namun ia berhenti. Ia bekerja," Lanjut Dahlan.

Setelah itu Hermawan memberi les matematika pada banyak sekali anak-anak. Dia perlu uang.

Hermawan tergolong keluarga miskin di Jalan Kapasari Gg V Surabaya. Kampung itu tidak jauh dari Stadion 10 November Tambaksari.

Dahlan ikut Hermawan ke rumah di gang sempit itu Jumat lalu (18/11).

Hermawan bernostalgia di rumah yang sudah dijual ke orang lain dan orang lain itu sudah menjual pula ke lainnya lagi.

Eks menteri BUMN itu menyebut Hermawan juga pandai menulis. Tulisannya hidup. Topiknya selalu soal marketing yang praktis, bahkan menjadi solusi bagi kesulitan banyak perusahaan atau manager marketing di perusahaan itu.

"Maka tidak heran kalau Hermawan menerbitkan banyak buku. Sudah lebih 50 buku. Yakni buku marketing. Laris semua," lanjut Dahlan.

Buku-buku Hermawan ada yang beredar secara global. Yakni yang dia tulis bersama Philip Kotler, maha guru marketing dunia.

Bukunya bersama Prof Kotler sampai 9 judul. Mahaguru dari Northwestern University Chicago itu mengakui kemampuan Hermawan.

Salah satu buku terlaris Kotler-Hermawan adalah Reposition Asia: From Bubble to Sustainable. Yang tahun lalu laris di Amerika adalah Technology for Humanity.

Dahlan menyebut Hermawan itu guru marketing. Konsultan marketing. Penulis buku marketing. Pembicara seminar marketing. Ketua organisasi marketing –tingkat Indonesia, Asia, lantas dunia.

"Apa saja dilihat Hermawan dari sudut marketing. Saya ketularan gila marketing," tulisan Dahlan.

Tulisan lengkap Dahlan tentang Hermawan Kartajaya ini bisa Anda baca melalui kolom Disway atau melalui tautan ini: Cadaver Plus. (Disway/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Menulis Kisah Keberhasilan Jenny Widjaya Meneliti Sagu


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler