jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku tak khawatir dengan perkembangan bisnis PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), meskipun PT Garuda Indonesia akan mengoperasikan pesawat ATR72-600 untuk melayani rute kota-kota kecil. Selama ini, rute penerbangan ke kota-kota kecil sudah terlebih dulu dilayani Merpati.
Menurut Dahlan, sebenarnya selama ini di Indonesia tidak ada sistem wilayah-wilayah operasional bagi maskapai penerbangan. "Apa yang harus dikhawatirin? Sekarang kan enggak ada yang seperti itu," ujar Dahlan di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/10).
BACA JUGA: RI Usung 20 Gagasan di Forum APEC
Dia menegasakan, semua maskapai memiliki hak untuk membuka rute-rute penerbangan baru, asalkan memiliki pesawat untuk mendukung rute-rute tersebut. "Kan selama ini begitu, sejak dulu kan begitu," tegasnya.
Terpisah Vice President Communications PT Garuda Indonesia, Pujobroto juga menepis anggapan bahwa pemesanan 35 unit ATR72-600 akan mengambil lahan penerbangan PT Merpati. Pujo menegaskan bahwa pembelian ATR72-600 merupakan bagian dari program perseroan untuk mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diusung oleh pemerintah.
BACA JUGA: Industri Kecil Terancam Bangkrut akibat Ratifikasi FCTC
"Enggak lah, kita kan punya hub di Makassar, Medan, Bali, Balikpapan dan Medan, sehingga kami perlu feeder di wilayah Timur yang saat ini sedang berkembang," kata Pujo di Hotel Hyatt, Jakarta, Selasa (1/10).
Ia pun memersilakan penumpang untuk memilih maskapai. "Kalau terbang ya biar penumpang saja yang menentukan pilihan. Kita hanya menyediakan saja," terangnya.
BACA JUGA: Gelar Kontes Pengetahuan tentang Singapura di Social Media
Seperti diketahui, Garuda Indonesia akan mengoperasikan 35 unit pesawat turboprop ATR72-600 pada November tahun ini. Armada baru di maskapai BUMN itu akan dioperasikan untuk melayani penerbangan rute-rute jarak dekat.
Penerbangan tersebut antara lain Denpasar, Makasar, dan Ambon melalui Labuan Bajo, Tambolaka dan Ende di Nusa Tenggara Timur, Bima (Nusa Tenggara Barat), Banyuwangi, dan Jember (Jawa timur), Bau-bau dan Wangi-Wangi (Sulawesi Tenggara), Luwuk (Sulawesi Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat), Poso (Sulawsi Tengah), Kaiman (Papua), serta Tual/Langgur (Maluku). (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpin BKPM, Mahendra Janji Pangkas Perizinan Investasi
Redaktur : Tim Redaksi