Dahnil Anzar Ungkap Kelemahan Prabowo Subianto

Sabtu, 06 Oktober 2018 – 02:18 WIB
Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, DEPOK - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak membocorkan kelemahan Prabowo Subianto, calon presiden dari Koalisi Adil dan Makmur.

Kelemahan Prabowo diungkap Dahnil dalam Seminar Kebangsaan Fraksi Gerindra MPR bertajuk Merawat Demokrasi, Mengawal Konstitusi, Menyambut Transisi, di Depok, Jumat (5/10).

BACA JUGA: Yakin Banget Kubu Prabowo-Sandi Steril dari Dusta Ratna

Awalnya Dahnil berbicara soal demokrasi saat ini yang dia sebut terjadi stigmatisasi-stigmatisasi yang diproduksi. Bahkan Partai Gerindra yang plural bisa distigmakan pendukung khilafah, Rocky Gerung yang liberal dituding radikalis.

"Kan sakit jiwa. Saya juga dituduh radikalis, gara-gara apa? Gara-gara tidak dukung Ahok (Basuki T Purnama-red). Itu saja," tutur Dahnil dalam seminar yang juga dihadiri akademisi Rocky Gerung.

BACA JUGA: Budiman Sebut Dusta Ratna Terencana untuk Jurus Kampanye

Hal semacam itu menurutnya ancaman bagi demokrasi Indonesia di masa depan. Politik tidak lagi menjadi ajang adu gagasan, adu ide maupun adu argumentasi. "Sejatinya bagi saya, politik itu adalah seni merangkai argumentasi, seni membangun nalar yang sehat. Karena itu tadi, enggak mampu merangkai argumentasi, merangkai narasi yang baik, yang terjadi ya saling menjelekkan," ucapnya.

Bahkan ada orang yang untuk menutupi bahwa dia tidak bisa mikir, katanya, maka dia bikin kalimat kerja kerja kerja. Untuk menutupi ketidakmampuan berpidato, maka dia bilang pidato itu tidak perlu, pendek-pendek saja yang penting kerja.

BACA JUGA: Hoaks Ratna Bikin Prabowo Jadi Tidak Kompetitif

"Masa ada di alam demokrasi ini pemimpin besar tidak bisa pidato. Melalui kata-kata itulah pemimpin menggerakkan, melalui pidatolah pemimpin menggerakkan," ucap Dahnil.

Sedangkan yang terjadi sekarang, ruang intelektualitas itu dianulir di alam demokrasi. Yang penting adalah gimmick. Di sini lah menurut dia kekurangan Prabowo.

"Ya ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah mengkritik Prabowo nih. Kekurangan Pak Prabowo itu adalah gimmick, beliau enggak mau itu pencitraan. Setengah mati saya jadi jubir itu minta Pak Prabowo pencitraan enggak mau. Kemarin saya bikin vlog itu tiba-tiba," tuturnya.

Bahkan, kalau pun ada yang menyuruh mantan Danjen Kopassus itu bawa motor supaya keren, Dahnil yakin dia tidak akan mau. Apalagi naik sepeda. Sebab, seorang Prabowo menurut Dahnil maunya naik kuda.

"Beliau maunya naik kuda, kenapa? Karena itulah dia, tampilnya otentik. Ini saya buka rahasia. Misalnya ada yang sarankan Pak Prabowo ganti baju, Pak Prabowo ganti baju, jangan bajunya model begitu aja. Enggak bakalan mau, karena dia senang dengan baju begitu," jelas Dahnil.

Karena itu, tambahnya, yang dibutuhkan sekarang ini adalah demokrasi yang otentik, bukan kamuflase. "Sehingga kalau memakai istilah depresiasi dalam ekonomi, saat ini terjadi depresiasi nilai demokrasi di negara ini. Dan itu berbahaya," katanya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Metro Jaya akan Garap Prabowo & Fadli soal Dusta Ratna


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler