jpnn.com, DHARAMSALA - Pemimpin Tibet Dalai Lama menyatakan bahwa umat Buddha akan membantu warga Rohingya yang mengalami persekusi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Menurutnya, penderitaan yang dialami etnis minoritas di Myanmar itu merupakan hal yang sangat menyedihkan.
Saat ini hampir 300 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh menyusul aksi militer Myanmar untuk merespons serangan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) yang menewaskan 12 polisi pada 25 Agustus lalu. Namun, aksi militer Myanmar dianggap keterlaluan dan tanpa pandang bulu sehingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutnya sebagai pembersihan etnis.
BACA JUGA: Malaysia Siap Izinkan Pengungsi Rohingya Masuk, Asalkan...
Bahkan, ada laporan tentang anak-anak yang disembelih ataupun orang-orang yang dibakar hidup-hidup. Desa-desa warga Rohingya juga dibumihanguskan.
Dalai Lama mengatakan, penderitaan muslim Rohingya yang kini mengungsi akibat kekerasan hendaknya menginspirasi warga Buddhis untuk membantu mereka. Menurutnya, sudah semestinya Buddhis mengingat ajaran Buddha tentang kasih sayang.
BACA JUGA: Indonesia Minta OKI Berperan Nyata Membantu Etnis Rohingya
“Saya pikir dalam kondisi seperti ini umat Buddha harusnya membantu muslim yang malang,” tuturnya peraih Nobel Perdamaian itu.
Tokoh kelahiran Tibet, 6 Juli 1935 itu juga mengaku telah mengirim pesan itu kepada Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi beberapa tahun lalu dalam pertemuan para peraih Nobel Perdamaian. Laman Independent mengabarkan, diskriminasi terhadap warga Rohingya -yang populasinya di Myanmar sekitar 1 juta jiwa sebelum krisis- sebagian besar didorong Buddhis ekstrim yang merasa terancam oleh umat Islam.
BACA JUGA: DPD Tak Ingin Konflik Rohingya Jadi Masalah Transnasional
Mayoritas warga Myanmar memang pengikut Buddha. Namun, mereka memiliki tradisi keagamaan yang berbeda dari umat Buddha di Tibet yang menganggap Dalai Lama sebagai pemimpin spiritual.
Dalai Lama juga bergabung dengan para ikon perdamaian untuk menyerukan kepada pemerintah Myanmar agar mengakhiri kekerasa. Secara khusus, pemenang Nobel Malala Yousafzai dan Desmond Tutu juga mendesak Aung San Suu Kyi melakukan intervensi terhadap militer Myanmar.
Suu Kyi memperoleh Nobel Perdamaian pada 1991. Dia dianggap simbol kebebasan Myanmar setelah selama beberapa dekade mengampanyekan demokrasi di negeri yang dikuasi junta militer itu.
Namun, Suu Kyi justru diam terhadap etnis Rohingya yang tang dianggap sebagai warga negara Myanmar. Negeri yang sebelumnya bernama Burma itu menganggap Rohingya sebagai warga Bengali yang bermigrasi secara ilegal dari Bangladesh.(independent/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UNHCR Desak Myanmar Beri Kewarganegaraan ke Warga Rohingya
Redaktur & Reporter : Antoni