jpnn.com, PADANG - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Sumatera Barat merilis perkembangan terbaru situasi corona di Ranah Minang hingga, Minggu (26/4).
Jumlah pasien positif terpapar virus tersebut kini mencapai 102 orang sejak tepat sebulan sejak pertama kali kasus positif diumumkan pada 26 Maret lalu.
BACA JUGA: 80 Remaja di Padang, Termasuk 1 Perempuan, Berbuat Terlarang, Begini Akhirnya
“Dari 102 orang yang positif tersebut, sebanyak 20 orang sembuh, sebelas orang meninggal dunia, 29 orang dirawat di berbagai rumah sakit dan 23 orang isolasi mandiri di rumah dan 19 orang lagi isolasi di berbagai pusat karantina,” kata Juru Bicara Gugus Tugas, Jasman Rizal, Minggu (26/4).
Bertambahnya pasien positif membuat Pemprov Sumbar melakukan berbagai upaya antisipasi lonjakan. Selain memperketat pengawasan perbatasan, saat ini juga ditambah rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19.
BACA JUGA: Seorang Ibu di Padang Tertulari Corona Melalui Anaknya yang Pulang dari Jakarta
“Saat ini Provinsi Sumbar sedang menyiapkan sarana dan prasarana untuk antisipasi lonjakan kasus COVID-19 yang makin meningkat,” ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Sabtu (25/4) ketika mencek kesiapan RSUD Pariaman sebagai Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19.
“Para ahli memperkirakan angka pasien positif akan terus naik, untuk itu kami mempersiapkan RSUD Pariaman dan RSUD Rasyidin Padang, sebagai rumah sakit rujukan khusus COVID-19,” tambahnya.
BACA JUGA: Corona di Pasar Raya Padang Makin Mengerikan
Saat ini rumah sakit (RS) yang telah ditunjuk pemerintah dalam penanganan COVID-19 di Sumbar, yakni RSUP M Djamil Padang dan RS Achmad Mochtar Bukittinggi.
Bila digabung dengan RS lain yang sudah menampung pasien COVID-19, maka hanya tersedia 100 tempat tidur.
“Karena itu, kami telah melihat secara teknis dan luas dari RS, maka kami tunjuklah RSUD Pariaman sebagai rujukan untuk pasien COVID-19 di tingkat Sumbar,” kata Irwan.
Apabila terjadi lonjakan pasien yang cukup tinggi, maka RSUD Pariaman telah siap untuk menanganinya.
“Karena itu kami bersama pak wali kota melihat kesiapan RSUD Pariaman ini, yang sedang berbenah. RSUD Pariaman ini kami siapkan untuk menampung 160 pasien, dan akan mulai beroperasi pada 4 Mei 2020. Jadi pasien COVID-19 yang masih ada di RS yang bukan rujukan, nantinya akan dirujuk ke sini,” katanya.
Soal adanya sebagian orang yang menolak RSUD Pariaman ditunjuk sebagai RS rujukan COVID-19, kata gubernur, sudah dijelaskan dan antisipasi. Baik dari sisi keamanan, keselamatan dan akses RS sehingga sudah tidak ada lagi yang perlu diklarifikasi.
Wali Kota Pariaman Genius Umar mengapresiasi upaya gubernur memfasilitasi sarana dan prasarana kesiapan RSUD Pariaman untuk RS rujukan COVID-19.
“Dengan ditujuknya RSUP Pariaman ini, maka sarana dan prasarana nantinya akan dilengkapi, begitu juga kebutuhan tenaga medis, mulai dari APD seperti baju hazmat, pelindung wajah, masker medis sampai masker N90 seperti penunjang lainnya juga akan dicukupi,” tuturnya. (rel/esg/padangekspres)
Redaktur & Reporter : Adek