Ketua DPR (House of Representatives) Australia Bronwyn Bishop membuat rekor dengan mengusir 18 anggota oposisi dari satu sesi persidangan, Kamis (27/11/2014) siang. 

Selama empat hari masa sidang pekan ini ketua DPR yang otomatis menjadi pimpinan sidang, telah mengusir 47 anggota DPR, semuanya dari Partai Buruh yang beroposisi.

BACA JUGA: Lampu Natal di Canberra Pecahkan Rekor Dunia

Sejumlah pihak menilai perilaku "taman kanak-kanak" yang ditunjukkan anggota DPR Australia ini, telah mencapai rekor terburuk dalam sesi Question Time tersebut.

Dalam sistem pemerintahan parlementer di Australia, dikenal ada dua kamar parlemen, yaitu DPR (majelis rendah) dan Senat (majelis tinggi).

BACA JUGA: UNHCR Desak Australia Hentikan Penahanan Pencari Suaka di Bawah Umur

Sesi Question Time merupakan jenis persidangan di DPR, dimana perdana menteri dan anggota kabinetnya, mendapat pertanyaan dari anggota DPR, baik dari oposisi, partai kecil, independen, maupun dari anggota partai pemerintah sendiri yang bukan merupakan anggota kabinet (back bencher).

BACA JUGA: Dunia Kriket Berduka Atas Meninggalnya Philip Hughes

Sidang ini dipimpin oleh seorang speaker (sejajar dengan ketua DPR di Indonesia). Perdana menteri dan kabinetnya duduk di barisan depan (front bencher) sementara anggota yang tidak termasuk anggota kabinet duduk di belakangnya.

Di seberang meja ruang sidang, duduk pemimpin oposisi dan anggota kabinet bayangan di barisan depan. Anggota oposisi yang tidak masuk kabinet bayangan, duduk di belakangnya. Anggota partai kecil dan independen duduk di antara faksi pemerintah dan oposisi.

Posisi lainnya dalam struktur DPR Australia, dikenal adanya leader of the house (sejajar dengan ketua faksi pemerintah), serta manager of opposition business (sejajar dengan ketua faksi oposisi).

Sesi sidang hari Kamis (27/11/2014) merupakan sidang terakhir Question Time sebelum memasuki masa reses akhir tahun.

Baru enam menit setelah sidang dibuka Pukul 14.00 siang, anggota Partai Buruh Ed Husic telah diusir keluar ruangan, karena menurut Bronwyn Bishop, "melanggar ketentuan tata tertib sebagaimana diatur dalam Pasal 94A".

Kalimat yang menjadi palu godam ketua DPR Bronwyn Bishop ini adalah "The member for... will leave under 94A", yang kurang lebih berarti "Anggota dari dapil... silakan anda keluar sesuai ketentuan Pasal 94 (ayat) A" tatib DPR.

Berselang satu menit setelah Ed Husic (satu-satunya anggota DPR Australia yang beragama Islam), kemudian disusul anggota oposisi lainnya Michelle Rowland yang diusir.

Setelah itu, pada Pukul 14:14 siang, Bishop mengusir sekaligus tiga orang anggota oposisi. Yang terakhir diusir adalah Alannah MacTiernan pada Pukul 15:02 yang sekaligus menjadi orang ke-18.

Pelanggaran yang dilakukan para anggota oposisi ini, menurut versi Bishop, karena mengganggu jalannya persidangan dengan sering menyela pembicara dari pemerintah.

Dalam sesi Question Time, anggota mendapat gilirannya untuk berbicara. Mereka yang menyela pembicara lainnya, akan mendapat peringatan dari ketua sidang. Jika tidak diindahkan, maka biasanya anggota yang menyela itu akan diusir keluar.

Mendapat perlakuan seperti itu, manajer oposisi Tony Burke langsung menyatakan, "18 anggota dalam satu sesi Question Time adalah rekor sejak terbetuknya federasi Australia".

Namun ketua faksi pemerintah Christopher Pyne menanggapi pernyataan ini dengan menyebut oposisi sebagai "bodoh". "Rakyat Australia perlu tahu bahwa Partai Buruh dengan sengaja menjalankan strategi untuk diusir," katanya.

"Mereka dengan sengaja ingin diusir," tambah Pyne, yang juga Menteri Pendidikan Australia.

Tindakan Bronwyn Bishop ini memecahkan rekor sebelumnya dimana 12 anggota DPR diusir dari satu sesi sidang.

Menurut catatan ABC, sejak DPR periode ke-44 ini terbentuk September tahun 2013, Bishop telah 285 kali mengusir anggota keluar dari ruang sidang.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anjing Pelacak Katak Tebu Pertama di Australia Meninggal

Berita Terkait