jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin memprediksi kebijakan pemerintah memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke dua kabupaten di Kalimantan Timur, bakal berimbas pada peluang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Ujang memprediksi Anies bakal sulit mendulang keberhasilan seperti yang ditorehkan Jokowi seperti di Pilpres 2014 lalu. Mantan Wali Kota Surakarta itu diketahui terpilih sebagai presiden setelah sebelumnya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
BACA JUGA: Pemindahan Ibu Kota: Kementerian Ini yang Pertama Kali Harus Boyongan ke Kaltim
"Saya kira kebijakan pemindahan ibukota negara bakal menghambat Anies untuk maju Pilpres 2024," ujar Ujang kepada JPNN, Selasa (27/8).
BACA JUGA: Pernyataan Anies Berdampak Negatif terhadap Ketaatan Hukum
BACA JUGA: Ujang: Ada Aroma Bisnis dan Politis Terkait Kebijakan Pemindahan Ibu Kota
Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini kemudian memaparkan sejumlah pandangan untuk memperkuat opininya. Antara lain, Jakarta secara politik sangat diperhitungkan karena statusnya sebagai ibukota negara.
Artinya, ketika Jakarta tidak lagi berstatus sebagai daerah khusus ibukota, maka kepala daerah yang menjabat juga tak lagi seksi untuk diperbincangkan.
BACA JUGA: Ibu Kota Pindah ke Kalimantan Timur, Begini Komentar Tantri Kotak
"Jadi, begitu ibukota baru diketok palu oleh DPR, maka DKI Jakarta secara politik tak seksi lagi," ucapnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini juga memprediksi, pemberitaan terkait Anies ketika ibukota negara pindah juga tak akan sepopuler saat ini. Hal itu tentu sangat berpengaruh bagi elektabilitasnya di Pilpres 2024 mendatang.
"Satu hal lagi, sepertinya pemberitaan Anies sebagai gubernur juga tak akan terlalu bagus untuk menaikan pencitraan, ketika nantinya ibukota telah jadi pindah," pungkas Ujang. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apa Kata Juara Dunia soal Pemindahan Ibu Kota?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang