Dampak Zonasi PPDB: Sekolah Swasta Terkikis dan Terpinggirkan

Selasa, 23 Juli 2024 – 15:51 WIB
Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara Jakarta Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mulai memakan korban sekolah-sekolah swasta.

Cukup banyak sekolah swasta kini terpinggirkan, menjadi seperti pilihan kedua yang hanya menunggu limpahan murid yang tidak diterima di sekolah negeri.

BACA JUGA: Pj Gubernur Jabar Mengaku Dicibir Kerabatnya Gegara Tolak Titipan Saudara saat PPDB

Orang tua murid lebih banyak memilih berburu sekolah negeri dibandingkan sekolah swasta.

Hal ini bisa jadi dipicu oleh fakta bahwa masuk sekolah negeri tidak dipungut biaya SPP dan dinilai lebih bergengsi, sementara di sekolah swasta harus membayar dan dianggap kurang populer. Keadaan semacam ini sebenarnya kurang sehat.

BACA JUGA: Selama Sistem Zonasi PPDB, 2 Tahun SMP Swasta Ini Tak Dapat Siswa Baru

Sekolah swasta dan negeri seharusnya perlu bersinergi agar keduanya bisa berjalan dengan baik. Jika perlu, sekolah swasta dan negeri bisa membentuk kepanitiaan bersama sehingga para calon murid dapat memilih sekolah yang diinginkan tanpa harus memikirkan perbedaan status dan biaya.

Sekolah swasta dan negeri perlu mendapat dukungan proporsional agar kedua jenis sekolah tersebut dapat bertumbuh secara baik.

BACA JUGA: Info Terbaru Kasus Piagam Kejuaraan Dianulir pada PPDB SMA 2024

Dukungan ini tidak hanya dalam bentuk finansial, tetapi juga dalam bentuk kebijakan dan perhatian dari pemerintah serta masyarakat.

Dengan adanya dukungan yang seimbang, kedua jenis sekolah dapat memberikan kontribusi optimal dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sinergi antara sekolah swasta dan negeri akan menciptakan iklim pendidikan lebih baik dan kompetitif, sehingga dapat melahirkan generasi berkualitas dan berdaya saing tinggi di masa depan.

Membaca berita di Kompas.com pada 14 Juli 2024 dengan judul “Imbas Sistem Zonasi PPDB, 8 SMP Swasta di Kota Serang Tutup” mengungkapkan minimnya jumlah murid yang diterima sebagai pertanda suramnya masa depan sekolah-sekolah swasta.

Kondisi ini memprihatinkan, karena sekolah-sekolah swasta yang seharusnya menjadi alternatif pendidikan kini berada di ambang kehancuran.

Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan adalah menempatkan guru-guru P3K yang belum mendapat SK tugas, membantu melayani di sekolah-sekolah swasta yang mengalami kesulitan mencari murid.

Dengan demikian, beban orangtua murid dalam membayar SPP dapat berkurang, dan para guru tersebut pun dapat mengalami proses pembentukan sebagai pendidik yang baik dan berkualitas karena diproses melalui pengalaman lapangan yang penuh tantangan.

Tentu saja, keadaan demikian membutuhkan sentuhan dari pemerintah dan yayasan yang menaungi sekolah-sekolah swasta.

Pemerintah harus lebih proaktif dalam memberikan bantuan dan dukungan, baik dalam bentuk kebijakan maupun finansial, guna memastikan keberlangsungan pendidikan di sekolah-sekolah swasta.

Bagi sekolah-sekolah swasta favorit yang masih mendapatkan murid baru yang melimpah, mereka mungkin dapat bertahan dan mandiri.

Akan tetapi bagi sekolah-sekolah swasta yang mengalami kesulitan, peran serta dan perhatian dari negara sangat diperlukan.

Negara tidak boleh abai terhadap masalah ini, karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama yang dipikul dan ditanggung oleh semua pihak.

Bantuan pemerintah pastinya dapat sangat berguna dalam menghadapi situasi demikian. Dukungan berupa penempatan guru-guru P3K, subsidi SPP, dan berbagai bantuan lainnya dapat menjadi langkah nyata yang membantu sekolah-sekolah swasta bertahan.

Dengan bantuan tersebut, sekolah-sekolah swasta yang berada di ambang penutupan dapat terus beroperasi dan memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sinergi antara pemerintah, yayasan, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan iklim pendidikan yang sehat dan kompetitif, sehingga semua pihak dapat berperan aktif dalam menciptakan generasi berkualitas dan berdaya saing tinggi di masa depan.

Sebagai catatan akhir, semoga setelah PPDB sekolah negeri selesai, karya pendidikan swasta tetap mendapat perhatian. Hal ini penting agar sekolah swasta memiliki murid yang dapat menikmati pendidikan berkualitas.

Dengan demikian, murid-murid tersebut dapat didampingi dengan baik dan merasakan atmosfer pendidikan yang optimal.

Keberhasilan pendidikan swasta akan melengkapi dan memperkaya sistem pendidikan secara keseluruhan, memberikan pilihan lebih luas bagi para orang tua dan siswa.(***)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler