BACA JUGA: Giliran Abdillah jadi Saksi Kasus Damkar
3 Triliun dana publik yang belum bisa dipertanggung jawabkan penggunaannya oleh para pengelola Bumi Mutiara Hitam itu."Anggaran sebesar RpMenurut Bluser, dana anggaran sebesar itu menguap sejak tahun 2001 hingga tahun 2007
BACA JUGA: 2 Tewas, 78 Rumah Rusak
Hingga akhirnya, Bluser mengaku tidak hafal daerah mana saja yang hingga kini belum bisa mempertanggunjawabkan penggunaannyaApakah dana itu menguap begitu saja, karena dikorupsi? Blusser belum berani memastikan begitu
BACA JUGA: Pencemaran DAS Barito Parah
'Pada umumnya memang akibat lemahnya administrasi pemda," kata BluserMisalnya, lanjut Bluser, dana bantuan yang diperuntukkan untuk pembangunan sekolahKuitansi penyerahan dana anggaran ada"Namun, pertanggung jawaban pemakaian anggaran itu tidak ada," tegasnyaMenyikapi persoalaan ini, Bluser mengaku lebih berhati-hatiKarena lemahnya sistem administrasi atau karena memang ada unsur kesengajaan"Kita memang tidak bisa langsung menuduhHarus berhati-hati, dalam melihat permasalahan ini."Soal ketidak jelasan penggunaan anggaran di Papua juga diakui oleh anggota DPD asal Papua Toni Tesar"Penggunaan dana anggaran di Papua pada umumnya memang tidak jelas," ujarnyaIa mencontohkan, dana pendayagunaan distrik sebesar Rp26 miliar untuk tahun 2008 saja, diindikasikan belum juga disalurkan kepada distrik maupun kampung oleh pemerintah daerah"BPK menemukan indikasi korupsi, sebaikan BPK bekerja sama dengan Polisi dan Kejaksaan untuk mengusut tuntas persoalan iniKarena jika didiamkan, akan terjadi kerugian negara yang sangat besar," kata Tesar.
Tesar juga mendesak BPK untuk segera menindaklanjuti temuannya ituSebab, jika tidak langsung diusut, dikhawatirkan aparat akan kesulitan melakukan pengusut ketika pejabat yang dicurigai sudah diganti"Lebih parah, kalau mereka sudah melarikan diriSehingga sulit untuk melacaknya," Tesar menegaskan.(nls/aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Pekanbaru Serahkan Konsep PLTU
Redaktur : Auri Jaya