JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini uang yang hengkang akibat krisis di Amerika Serikat (AS) dan Eropa sebesar Rp 14 triliun beberapa waktu lalu segera kembali dalam jumlah lebih banyakTiga pilar penopang bursa saham di Indonesia dalam kondisi sesuai harapan.
Direktur Utama BEI Ito Warsito mengharapkan masyarakat investor jangan salah interpretasi
BACA JUGA: Lifting Minyak Jauh Dari Target
Indeks, menurutnya, akan tetap fluktuatif naik turun mengikuti bursa utama duniaInvestor diminta mencermati tiga pilar penopang pasar modal terutama bursa saham yaitu pertumbuhan ekonomi yang stabil diiringi stabilitas sosial dan politik, kinerja emiten yang positif, dan pasar uang yang terjaga
BACA JUGA: Didukung Hatta, KNPI Gembleng Pemuda Penggerak Wirausaha
"Pasar uang ini penjaganya Bank Indonesia (BI) dan dua pilar lainnya dijaga pemerintahSelama tiga pilar itu positif, kata Ito, investor tidak perlu khawatir karena ke depan pasti akan terus naik
BACA JUGA: Subsidi Disetujui, TDL Tunggu Hasil Kajian
"Tren itu kan ke depan, jangka panjangnya investasi terus menguntungkanKita masih sesuai prinsip, kalau turun seyogyanya tidak sedalam yang lain dan kalau naik harus melebihi yang lain," katanya.Sudah tiga hari ini asing memang mulai kembali?melakukan pembelian lebih besar dari menjual saham (net buy) setelah aksi net sell sampai Rp 14 triliunHengkangnya investor global, kata Ito, dengan alasan banyak hal terutama ada kebutuhan konsolidasi dana, ada kebutuhan menutupi kerugian di tempat lain dengan keuntungan di Indonesia sehingga harus direalisasi
"Itu tahap konsolidasi mereka lakukan terhadap portofolioKonsolidasi artinya mereka pegang cashNah ketika sudah pegang cash mereka harus tetap investasikan uangnya," urainya.
Tinggal kemudian pilih ke mana uangnya akan diinvestasikanSementara pertumbuhan ekonomi AS kecil, Eropa masih turbulensi maka pilihan tentu masih di Asia yang masih menjanjikan pertumbuhan baik ekonomi maupun laba emiten
"Kita lihat di Asia ada tiga negara dengan pertumbuhan terbaik yaitu China, India, dan IndonesiaTetapi China mulai lambat, india inflasi tinggi, dan tinggal Indonesia yang relatif stabilBahkan inflasi turunSehingga kita tetap jadi pilihan utama para investor globalUang yang hengkang akan kembali lebih tinggi," yakinnya.
Managing Director Senior Economist and Government Relations Head Standard Chartered Fauzi Ikhsan, menjelaskan sedang terjadi gejala pergeseran kekuatan ekonomi dari Barat ke TimurDalam prosesnya akan menimblukan krisis mini
"Dan krisis mini itu terjadinya di Barat (seperti sekarang terjadi)Otomatis bursa saham global terpuruk walaupun sesaat," ulasnya.
Ikhsan meyakini sebelum akhir tahun dana asing yang hengkang sudah kembaliSebab, menurutnya, dengan adanya fakta bahwa Yunani menunggak saja sudah diartikan adanya kepastianTerlebih jika menunggaknya melalui restrukturisasi sehingga tidak melebar ke negara Eropa lain
"Jadi skarang keadaan finansial global sedang panik, biasa lahTunggu sampai krisis mereda dan mereka kembali berinvestasi berdasarkan rasio," ucapnya.
Indonesia diyakini Ikhsan masih menjadi favorit sejauh sejauh ini karena negara maju itu sudah mengalami krisis fiskal rating downgrate atau penurunan tingkat resiko"Sementara Indonesia lima tahun ini naik ratingnyaNegara maju tumbuh 1,5 persen sedangkan Indonesia 6,5 persen," ungkapnya.(gen/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Didesak Cepat Cari Solusi Kebutuhan Gas PLN
Redaktur : Tim Redaksi