Dana Indonesiana Terbukti Memacu Kreativitas Sineas Lokal

Sabtu, 09 Maret 2024 – 15:20 WIB
Nonton bareng layar tancap dalam rangka Festival Film Purbalingga. Foto dok. Nangki Nirmanto

jpnn.com - JAKARTA - Dana Indonesiana menjadi penyemangat penyelenggara Festival Film Purbalingga untuk merangsang kreativitas sineas-sineas lokal. Kucuran Dana Indonesiana sebesar Rp 2,5 miliar per tahun dikelola dengan sebaik-baiknya.

Direktur Fesival Film Purbalingga Nangki Nirmanto menceritakan mulai mendapatkan kucuran Dana Indonesia pada 2022. Mereka masuk kategori penilaian komite seleksi. 

BACA JUGA: Budayawan dan Seniman Minta Dana Indonesiana Tetap Dipertahankan

"Jadi, langsung ditunjuk Komite Seleksi, bukan kami melakukan submit atau pendaftaran,’’ kata dia dalam keterangannya kepada media dikutip Sabtu (9/3).

Nangki menambahkan kucuran Dana Indonesiana itu merupakan apresiasi atau penghargaan atas konsistensi mereka, khususnya rutin menyelenggaraan Festival Film Purbalingga sejak 2007 lalu. 

BACA JUGA: Layar Anak Indonesiana Meriahkan Festival Film Dokumenter di Yogyakarta

Menurut dia, uang program Dana Indonesiana yang mereka terima masuk kategori penguatan kelembagaan. "Kami senang banget dengan adanya pendanaan ini," ujarnya.

Dengan anggaran itu, mereka menjalankan rangkaian festival dengan aneka kegiatan yang makin berkualitas, di antaranya,  pembuatan film oleh sineas-sineas Purbalingga dan sekitarnya. Para sineas itu adalah murid-murid dari jenjang SMP dan SMA.

BACA JUGA: Kelana Indonesiana Disambut Antusias di Kota Sorong

Nangki mengatakan setiap tahunnya, kegiatan Festival Film Purbalingga bisa menghasilan sampa 20-30 karya film dari sineas-sineas lokal.

Secara khusus dibentuk tim untuk mendampingi pembuatan film. Mulai dari penggalian ide, produksi, sampai dengan pasca produksi.

Film-film yang mengutamakan muatan lokal itu, lalu diputar lewat media layar tancap. Sebelum ada Dana Indonesiana, mereka biasanya hanya bisa membuka sebanyak 16 titik pemutaran layar tancap.  "Setelah ada Dana Indonesiana ini, kami bisa membuka nonton layar tancap sampai 30 titik,’’ tuturnya.

Kemudian, pembuatan film bisa sampai melibatkan 20 sekolah. Nangki mengatakan mereka juga bertekad untuk terus melakukan regenerasi. Caranya dengan membuat kelas-kelas non formal untuk komunitas film lokal, sehingga keberadaan sineas di kawasan Purbalingga dan sekitarnya terus bermunculan ke depannya. 

Nangki berharap program Dana Indonesiana yang bersumber dari Dana Abadi Pendidikan itu terus dipertahankan. 

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menjelaskan Dana Indonesiana merupakan pemanfaatan hasil kelola Dana Abadi Kebudayaan. 

Tujuan utama dari program ini adalah menempatkan publik, pelaku budaya sebagai inisiator dan penggerak pemajuan kebudayaan. 

Seiring dengan perjalanan waktu, Dana Indonesiana memberikan kontribusi dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan pemajuan kebudayaan di Indonesia.

Hilmar mengatakan pendanaan Dana Indonesiana juga untuk memperkuat ekosistem kebudayaan di Indonesia.

"Kegiatan kebudayaan berbasis masyarakat meliputi produksi seni, riset kebudayaan, partisipasi dalam forum kebudayaan dunia menjadi pendorong bagi para seniman dan budayawan Indonesia untuk makin giat berinovasi serta meningkatkan kreativitasnya," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler