Dana Perjalanan Dinas Lebih Banyak dari Pendidikan

Selasa, 17 Mei 2011 – 18:36 WIB

PALU – Sejumlah Mahasiswa yang menamakan dirinya Eksekutif Kota Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (EK-LMND), menggelar aksi demonstrasi di depan Bundaran Kilo Meter Nol Jalan Sultan Hasanudin, Palu Timur

EK-LMND, menilai masyarakat miskin di Indonesia mempunyai batas untuk meraih ilmu, pasalnya dari sepuluh sekolah yang berlabel Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Sulteng, semuanya memerlukan biaya yang tidak bisa dijangkau oleh masyarakat.

“Kenapa masih ada pungutan saat mengembalikan formulir? Alasan dari pihak sekolah adalah membiayai konsumsi dan administrasi yang tidak dianggarkan pemerintah dan sekolah,” sebut Koordinator Aksi, Zainal dalam orasinya.

Lanjut Dia, dari fakta itu, akan memberikan kesimpulan bahwa memang RSBI dalam membiayai proses belajar-mengajar harus ditanggung oleh murid

BACA JUGA: 13 Perkara Korupsi Mengendap di Kejati Sulteng

“Kenapa harus ada pungutan? Karena memang anggaran pendidikan kita tidak dialokasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan,” tandasnya.

Fakta lain menurut EK-LMND, adalah dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Sulteng tahun 2011 untuk sektor pendidikan senilai Rp56 miliar, lebih kecil dibandingkan biaya perjalanan dinas senilai Rp133 miliar
“Sangat berbanding jauh

BACA JUGA: Padang Gelar Festival Siti Nurbaya 2011

Inilah korelasi yang terjadi terhadap RSBI dan wajah anggaran yang belum berpihak kepada rakyat kecil,” tegasnya
(cr7)

BACA JUGA: Perpanjang Libur, PNS Terancam Dipecat

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warisan Dirampas, Kaum Dhuafa Minta Keadilan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler