jpnn.com, MALANG - PT LIB (Liga Indonesia Baru) sebagai operator Liga 1 tak kunjung memberi kejelasan dana subsidi kepada klub-klub yang berlaga di kompetisi kasta tertinggi itu musim lalu.
Praktis, rencana kompetisi Liga 1 yang awalnya bakal digulirkan pada Sabtu (10/3) terancam mundur.
BACA JUGA: Tim Verifikator: Stadion Teladan Layak Gelar Liga 1
Hal tersebut juga diakui pihak Arema FC selaku salah satu tim yang masih memiliki piutang sebesar Rp 2,1 miliar dari pihak operator.
”Kami sudah tiga kali melayangkan surat peringatan kepada pihak operator liga agar segera membayar tanggungan mereka kepada klub,” terang General Manager Arema FC Ruddy Widodo.
BACA JUGA: PSSI Didesak Ganti Operator Liga 1
Surat ketiga dilayangkan manajemen Arema pada awal Februari lalu. Namun, hingga Selasa (27/2) surat tersebut tak kunjung mendapatkan tanggapan pihak operator.
Ruddy menyatakan, sebelumnya pihak PT LIB sudah menjanjikan melunasi utang dana subsidi dengan nilai total Rp 2,8 miliar untuk masing-masing klub yang dibagi dalam tiga termin (tahap).
BACA JUGA: Kalah Lagi, Arema FC Babak Belur di Piala Gubernur Kaltim
Namun, hanya ada satu kali pembayaran, yakni Rp 625 juta pada Desember 2017, hingga kini tak ada kabarnya lagi. Jadi, dana dari PT LIB tersebut masih kurang Rp 2,1 miliar.
Untuk diketahui, pada Liga 1 musim 2017 lalu, klub berjuluk Singo Edan itu memiliki uang yang belum juga cair dengan rincian Rp 625 juta ditambah Rp 1,5 miliar yang seharusnya dibayarkan di akhir kompetisi.
”Hingga hari ini (kemarin, Red) sepertinya info mengenai cairnya uang tersebut memang belum ada,” ujar Ruddy.
Namun, menurut informasi yang diterima manajer asal Madiun itu, kabarnya uang subsidi baru akan dibayarkan pada 8 Maret, tepatnya sebelum kompetisi Liga 1 2018 bergulir.
”Ini saya belum tahu benar atau tidaknya, tapi ada beberapa rekan yang menginformasikan bahwa uang tersebut akan diberikan sebelum kickoff (kompetisi bergulir),” terangnya.
Dia juga mengharapkan bahwa informasi tersebut memang benar adanya. ”Ya semoga saja itu benar. Semoga,” harapnya ragu.
Meski berharap bahwa hal itu benar, tapi dia mengaku belum puas jika tiba-tiba kompetisi bergulir tanpa melibatkan klub-klub untuk mendiskusikan hal itu terlebih dulu.
”Sebenarnya yang dibutuhkan itu adalah RUPS (rapat umum pemegang saham),” terangnya.
Dia menyebutkan bahwa hingga saat ini, klub-klub tidak ada yang pernah dilibatkan untuk mendiskusikan kejelasan kompetisi musim depan.
”Kalau masih tidak jelas, lebih baik kami tidak perlu ikut kompetisi,” ancam Ruddy. Dia menjelaskan bahwa percuma pihaknya ikut kompetisi, sementara hak dana subsidi musim lalu belum jelas kapan dicairkan.
Selain itu, klub-klub selaku pemegang saham seharusnya juga terlebih dulu diajak bicara membahas soal kompetisi.
Dia memastikan, selain klub lain yang enggan ikut kompetisi, Arema FC juga mengancam akan melakukan hal yang sama.
”Kalau memang tidak terbayar, memang ada aksi untuk mengundur jadwal kompetisi,” terang manajer berusia 46 tahun itu.
Untuk diketahui, jadwal kompetisi rencananya mulai digulirkan 10 Maret. Namun, jadwal pasti selama satu musim kompetisi masih belum jelas.
Padahal, klub pasti membutuhkan hal itu secara detail untuk merencanakan anggaran klub selama satu musim kompetisi. (gg/c2/nay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Djanur Pastikan PSMS Training Centre di Jogja
Redaktur & Reporter : Soetomo