Dana Tak Cair, RSU Undata Kehabisan Stok Obat

Selasa, 21 September 2010 – 14:44 WIB
PALU - Layanan kesehatan untuk masyarakat Sulteng dan sekitarnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, bakal mengalami gangguanIni lantaran distributor yang menjadi mitra Undata dalam penyediaan obat-obatan sudah menghentikan pasokan obat-obatan ke Undata

BACA JUGA: Kejati NTB Proses 65 Kasus Korupsi

Itu artinya, Undata akan mengalami kekosongan persediaan obat-obatan.

Direktur RSUD Undata, dr Amiruddin Rauf SPOg yang dikonfirmasi membenarkan hal itu
Rudi mengatakan saat ini Undata sudah mengalami kekosongan beberapa jenis obat-obatan

BACA JUGA: Bayi Dibuang Orang Tua, Warga Rebutan Mengadopsi

Itu diketahuinya setelah menerima laporan keluhan dari komite medik Undata yang merupakan wadah persatuan para dokter yang bertugas di Undata.

Para dokter itu kata Rudi, mengeluh tidak bisa lagi memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien yang berobat, karena Undata kehabisan persediaan obat
“Apa yang mau dilayani

BACA JUGA: Ubi Jalar Diserang Hama, Warga Terancam Kelaparan

Obatnya saja sudah habisBisa-bisa poli tutup,” keluh Rudi.

Sudah sewajarnya kata Rudi, yang kemarin didampingi Ketua Komite Medik Undata dr Rustam A SpPD, Wakil Ketua Komite Medik Undata, dr Adi S SpPD dan sekretaris Komite Medik Undata, dr Kartin SPA, jika pihak distributor bersikap tegas menghentikan pasokan obat-obatanKarena seharusnya batas akhir pembayaran obat yang diorder itu, paling lambat tiga minggu setelah obat itu diterimaTapi Undata telah menunggak pembayaran selama delapan bulan, terhitung sejak Februari hingga September bulan ini

“Pantasan saja mereka (distributor, red) kecewaKarena batas toleransinya sudah terlalu lewat,” ujar  Rudi.

Utang yang menumpuk adalah pembayaran obat-obatan untuk pasien JamkesmasNamun kata Rudi, pihak distributor tidak melihat spesifik kelas pelayanan yang diberikanDistributor hanya mencatat berdasarkan pesanan jenis obat“Distributor tidak mau pusing itu utang dari Jamkesmas atau Askeskin atau tunaiYang dia catat dibukunya itu adalah utang obat sajaBukan utang obat dari pasien jenis apa,” keluhnya lagi.

Menumpuknya utang Undata pada distributor obat bukan karena ketidakmampuan membayar karena ketiadaan dana Jamkesmas.  Namun sampai saat ini dana itu belum dapat dicairkanDana itu terpendam di kas Pemerintah Provinsi Sulteng diperkirakan berjumlah Rp7 miliarNamun pihak Undata memang tidak bisa berbuat lebihKarena kini, pencairan dana yang bersumber dari APBN itu harus melalui DPRD Provinsi

Aturan itu berubah sejak BPK RI tidak membolehkan pengelolaan dana Jamkesmas, langsung oleh rumah sakit yang bersangkutan“Kalau dulu tahun 2009 langsung rumah sakit yang kelolaSekarang harus melalui DPRD baru bisa dicairkan,” ujar Rudi.

Ribetnya sistem birokrasi pengolahan keuangan seperti ini yang diduga sebagai pemicu kemandekan pembayaran utang Jamkesmas ke distributor.  Itu semakin dipersulit lagi, karena ternyata pihak Dewan Sulteng tidak memasukkan dana itu dalam APBD 2010.

“Nah ini mau bagaimana nihBerarti Undata memang akan mati total nanti,” keluh Rudi lagi.

Dampak terputusnya hubungan dengan distributor kata Rudi, bukan hanya bagi pasien Jamkesmas namun untuk semua lini pelayanan“Jasa medik, jasa perawat, kan juga dari dana ituTerus kita juga tidak bisa layani pasien Askes dan tunai karena obat-obatan tidak dikirim lagiMeski untuk Askes dan tunai nggak ada tunggakanTapi Distributor nggak lihat oh ini pembayaran dari tunai atau Askes yang belum itu JamkesmasTapi hutang obat saja yang dilihat,”jelas Rudi.

Dia, mengaku pernah mengeluh langsung masalah ini dengan pihak Pemprov dan Dewan ProvinsiNamun sepertinya keluhan itu tidak mendapat respons yang positif“Semua jawabannya tunggu nanti diatur dalam APBD PerubahanTapi kapan itu? Sementara pelayanan kan tidak bisa kita tundaKarena ini menyangkut kemanusiaan,” ujarnya.(mda/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Langkat korban Penembakan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler