Dana Taspen Rp 110 M Dibobol

Jumat, 01 April 2011 – 07:25 WIB

JAKARTA -- Pembobolan dana nasabah yang melibatkan orang dalam kembali terjadiKali ini yang dibobol adalah dana Taspen Rp 100 miliar yang melibatkan wakil kepala cabang Bank BNI Cabang Margonda, Simprug, Jakarta Selatan, berinisial JKD

BACA JUGA: Pakai Nopol Palsu, Ferrari Malinda Disita

Pria berusia 36 tahun itu kini ditahan aparat Satuan Fiskal Moneter dan Devisa (Fismondev) Polda Metro Jaya


Selain JKD, polisi menangkap warga Tambun, Bekasi, berinisial AF, 38, yang merupakan otak komplotan pembobol dan tiga anak buahnya

BACA JUGA: Mahasiswi Dicabuli di Depan Pacar

Yakni, NCH, 39, warga Cijantung, Depok; UK, 48, warga Pisangan Timur, Jakarta Timur; serta SHP, 40, warga Pondok Aren, Jakarta Timur


Sejak dua tahun lalu AF menjadi buron polisi karena terlibat pembobolan dana Taspen Rp 110 miliar

BACA JUGA: Polisi Yakini Malinda Tak Beraksi Sendiri

Dalam pemeriksaan, terungkap bahwa Ahmad Fadillah mendapat komisi Rp 15 miliar dalam pembobolan dana Taspen itu.

Kasat Fismondev Polda Metro Jaya AKBP Aris Munandar menyatakan, pihaknya menangkap Fadilah karena terlibat pemalsuan data kredit untuk membobol dana BNI Rp 4,5 miliar"Tapi, begitu ditangkap dua hari lalu, ternyata AF ini buron Satuan Kamneg (Keamanan Negara) Polda Metro Jaya dalam kasus pembobolan dana Taspen (Bank Mandiri) 2009," terang Aris

Dia menjelaskan, modus yang digunakan komplotan JKD cs adalah mengirim teleks palsu yang seolah-olah dikirim pihak sentral kredit menengah (SKM) BNI dalam upaya mencairkan dana kredit fiktif Rp 4,5 miliar

"JKD diduga membocorkan test key SKM yang merupakan password (kata kunci) dalam pencairan kredit SKM kepada tersangkaNah, AF menggunakan nama perusahaan fiktif PT Bogor Jaya ElektrindoLalu, dia menggunakan dokumen palsu untuk bisa mencairkan dana SKM Bank BNI itu," ungkapnyaMenurut Aris, para tersangka masih diperiksa intensif untuk mencari keterlibatan pelaku lainDia menduga ada keterlibatan pejabat SKM.

"Setiap pencairan dana kredit SKM melalui teleks harus menyertakan nomor kode atau password yang disebut test key yang hanya dipegang pejabat tertentu di SKMNah, kenapa test key teleks itu bisa ada pada JKD yang kemudian diteruskan kepada AF? Berarti kan ada yang membocorkan dari pihak SKM," paparnya(ind/c5/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Luka di Otak Kanan Selly


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler