Dandim 0316 Terluka Terkena Lemparan Batu Saat Pengamanan Demo di Kantor BP Batam

Rabu, 23 Agustus 2023 – 15:35 WIB
Dandim 0316/Batam Letnan Kolonel Inf Galih Bramantyo mengelap hidungnya yang terluka diduga akibat terkena lemparan batu. (ANTARA/Yude)

jpnn.com - BATAM - Dandim 0316/Batam Letnan Kolonel Inf Galih Bramantyo terluka karena diduga terkena lemparan batu saat mengamankan aksi demonstrasi penolakan pengembangan Pulau Rempang dan Galang sebagai daerah Eco City, Rabu (23/8), di depan Kantor BP Batam.

Dandim 0316/Batam segera dilarikan ruang kesehatan karena diduga lemparan batu mengenai bagian hidung hingga hidungnya berdarah.

BACA JUGA: 1 Tersangka Kasus Korupsi SIMRS BP Batam Ditahan Kejari

"Saya mohon warga semuanya bersabar. Baru kali ini saya kena lemparan baru saat pengamanan aksi.

"Saya mohon warga semuanya bersabar, baru kali ini saya kena lemparan batu saat pengamanan aksi. Kami di sini semuanya sabar, maka saya minta warga juga jangan ada yang anarkistis," ujar Letkol Inf Galih Bramantyo kepada warga sebelum dilarikan ke ruang kesehatan.

BACA JUGA: Petugas Kebersihan Curi Puluhan HP Sitaan Bea Cukai Batam

Kapolresta Barelang Kombes Nugroho Tri Nuryanto yang ikut serta dalam pengamanan juga merespons aksi warga tersebut. Dia pun meminta warga bersabar.

"Kami di sini hanya melakukan pengamanan. Mari tunggu hasil keputusan dari perwakilan warga yang sedang melakukan pertemuan dengan BP Batam. Karena kami tidak bisa mengambil keputusan," ungkapnya.

BACA JUGA: Menteri Bahlil Siapkan Strategi untuk Mengembangkan Pulau Rempang di Batam

Kepala BP Batam Muhammad Rudi berjanji membahas status Kampung Tua di hadapan ribuan orang yang melakukan aksi penolakan  pengembangan Pulau Rempang dan Galang sebagai daerah Eco City, itu.

Aksi itu menuntut pemerintah untuk tidak melakukan relokasi di 16 lokasi Kampung Tua yang berada di wilayah tersebut.

"Yang dituntut bapak ibu adalah status 16 lokasi Kampung Tua yang harus dikeluarkan untuk perkembangan investasi, ini yang akan kami sampaikan pemerintah pusat," ujar Rudi.

 Dia menyebutkan permintaan warga tersebut segera disampaikan ke pemerintah pusat. Namun saat ini pihaknya masih butuh pengambilan data terkait batas hutan lindung di daerah tersebut.

"Setelah ini selesai, baru kami akan kembali ke Jakarta dan menyampaikan permasalahan yang sebenarnya," ucap Rudi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler