jpnn.com, BANTUL - Kelompok Tani Makmur, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, optimistis produksi kebun kakao seluas 15 hektare yang mereka kelola akan meningkat cukup signifikan.
Sebab, mereka sudah menggunakan perpompaan.Para petani di desa itu tidak mengandalkan air hujan lagi untuk menyirami kebun.
BACA JUGA: Sebanyak 2.978 Unit Pompa Diedarkan Selama 3 Tahun
Hal itu terjadi setelah PPL dan Dinas Pertanian Pangan, Perikanan dan Kelautan dan serta Dinas Perkebunan Provinsi DIY melakukan verifikasi usulan kegiatan perpompaan tahun 2018.
Bantuan berupa uang langsung ditransfer ke rekening kelompok tani untuk pembangunan irigasi perpompaan.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Kebut Pengerjaan Rumah Pompa Flores
Bantuan pemerintah (banpem) berupa uang yang dikelola sendiri oleh kelompok tani ini dibelanjakan untuk pembelian pompa dan perlengkapannya, pembangunan rumah pompa, bak tampung air dan jaringan irigasi berupa pipa.
Ketua Poktan Tani Makmur Sugiono mengatakan, pada musim kemarau banyak tanaman kering dan mati. Hal itu memengaruhi pertumbuhan dan produksinya.
BACA JUGA: Musim Hujan Datang, Belasan Pompa Pemprov DKI Masih Rusak
"Ada sumber mata air yang dependable flow aman sepanjang tahun, tetapi letaknya jauh di bawah lahannya. Namun, berkat banpem irigasi perpompaan ini, kami yakin tidak lagi mengalami kekurangan air dan yakin akan tumbuh dengan baik," ujar Sugiono, Rabu (30/1).
Untuk mengatur dan mengelola irigai pompa, mereka bersepakat membayar iuran Rp 10.000 per anggota. Uang iuran untuk biaya operasi dan pemeliharaannya.
Di tempat berbeda, Poktan Marsudi Tani di Dusun Blimbing, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, memanfaatkan bantuan pemerintah irigasi perpompaan ini untuk mengambil air dari sumber air Gua Gremeng.
Pompa yang digunakan pompa submersible, generator 3000 watt, bak tampung air, dan pipa sepanjang satu km untuk mengairi tanaman kakao seluas 25 hektare. Mereka yakin akan berhasil bertanam kakao karena air tersedia sepanjang tahun.
"Rencana ke depan kami akan membuat pengembangan desa pariwisata dengan mengolah, memproduksi, memasarkan serta wisata kakao," ungkap Ketua Poktan Marsudi Tani Sulaiman.
Direktur Irigasi Pertanian Rahmanto mengatakan Irigasi Perpompaan merupakan program kegiatan Drektorat Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP).
"Ini bagian dari program optimalisasi pemanfaatan air permukaan dengan pompanisasi untuk menyediakan air irigasi terutama pada lahan budidaya yang kekurangan air (kekeringan)," jelas Rahmanto.
Irigasi perpompaan ini telah dialokasikan selama tiga tahun terakhir.
Total kegiatan irigasi perpompaan selama tiga tahun sebanyak 3.102 unit per 15 Januari 2019).
"Dengan estimasi luas layanan per unit seluas 20 hektare, maka luas areal yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 62,04 ribu hektare," kata Rahmanto. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengelolaan Pompa Air Selamatkan Padi Sawah di Karawang
Redaktur : Tim Redaksi