Dari Anak SMP Gay Pekerja Seks, Hingga Rp 3 Juta Sekali Layanan

Selasa, 12 April 2016 – 07:32 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - TIMIKA - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Mimika, Timika, Papua menemukan fakta cukup mengejutkan. Kalau biasanya berbicara HIV dan AIDS akan terpaku pada lokalisasi di Km 10, panti pijat dan bar, maka kini ditemukan populasi kunci baru.

Penularan HIV juga muncul dari penganut LGBT (Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender) yang sangat lengkap di Timika. Hal ini ditemukan oleh KPA Mimika bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, Dinkes Papua, DERAP Project melalui pola pemetaan yang lebih spesifik dan lebih rinci, untuk melihat sebaran populasi kunci yang ada di Timika.

BACA JUGA: Kisah Donwori: Tak Ada Motor Matic, Abang Dibuang

Hasil pemetaan populasi kunci yang sudah dilakukan sekitar sebulan ini dipaparkan dalam kegiatan Desiminasi Pemetaan Populasi Kunci Berbasis Wilayah Kerja Puskesmas di Kabupaten Mimika Tahun 2016. 

Sekretaris KPA Mimika, Reynold Ubra mengatakan, populasi kunci merupakan pemegang utama epidemic suatu wilayah di suatu Negara dan di suatu populasi. Jika tidak diatur secara baik, maka akan mengancam perkembangan HIV di suatu Negara di suatu provinsi, kabupaten dan kampung. 

BACA JUGA: Nekat Habisi Teman karena Janji Tak Ditepati

Pemerintah kata dia sangat kuat berusah mengendalikan epidemic HIV. Hanya saja, menjadi tantangan buat program penanggulangan HIV terkait populasi kunci di Mimika, karena semua hanya terpaku pada lokalisasi di Kilometer 10, panti pijat, bar dan kafe.

Tapi hasil pemetaan populasi kunci ditemukan cukup variatif dan menjadi tantangan terbesar bagi Mimika, karena target eliminasi HIV pada tahun 2019 mendatang bisa terganggu.

BACA JUGA: Belasan Siswa Mundur dari UN SMA/SMK

Diungkapkan Reynold, contoh yang paling rentan di Kabupaten Mimika adalah pekerja seks yang notabene remaja perempuan asli Mimika yang memiliki harga paling tinggi yaitu Rp 3 juta sekali seks, karena berani melayani hubungan badan lewat anus.

Ada juga LGBT di Timika yang sangat lengkap. Untuk gay kecenderungan untuk anak SMP yang melakukan dan menyediakan jasa begituan, tapi melakukan juga dengan teman perempuannya. “Itu terjadi di Timika,” tandas Reynold, seperti dikutip dari Radar Timika, Selasa (12/4).

Pengumpulan data ini dilakukan di 6 wilayah dimana tim melakukan observasi, memantau dan melakukan wawancara langsung dengan  informan kunci. Kemudian wawancara mendalam dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD).

Sementara itu, Plt Kadinkes Mimika, Saiful Taqin mengungkapkan, Dinkes dan KPA setiap tahun menemukan sekitar 400 hingga 450 kasus HIV. Sampai Desember 2015 penemuan kasus HIV 4.583. Yang diobati 724. Dengan mengobati bisa mengurangi resiko penularan sekitar 10 persen.

Dikatakannya pula, bahwa LGBT terutama Lelaki Suka Lelaki (LSL) termasuk populasi kunci. Dinkes, KPA dan semua pihak kemudian mengadakan pemetaan di Puskesmas supaya yang berisiko ini bisa didorong ke layanan di Puskesmas. 

Sementara itu Sekda Mimika, Ausilius You, SPd MM mengatakan perkembangan Mimika sangat cepat dan pesat, maka harus lebih bijaksana untuk mengatur, mengarahkan bahkan membina kelompok risiko tertular HIV dan penyakit kelamin lainnya. 

“Apabila kelompok ini tidak dibina dan diatur dengan baik, maka tidak ada gunanya untuk pengendalian HIV AIDS di masyarakat,” katanya. (sun/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selfie di Dekat Rel KA, Dewi Jadi Celaka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler