Kisah Donwori: Tak Ada Motor Matic, Abang Dibuang

Selasa, 12 April 2016 – 07:32 WIB
Ilustrasi. Foto: Radar Surabaya

jpnn.com - Namanya perempuan. Kadang isi pikirannya hanya materi. Pepatah tak ada sepeda abang dibuang, eh ada sepeda abang disayang, benar-benar terjadi. Pepatah ini cocok dengan  penundaaan gugatan cerai yang diajukan Sephia,39, (samaran) kepada suaminya Donwori,40. Wanita asal Kelurahan Sidosermo, Kecamatan Wonocolo ini berseteru hingga mengajukan gugatan cerai karena Donwori tak membeli sepeda motor matic yang diimpikan sejak lama.

Aku iki asline mangkel (itu aslinya marah, Red)sama Mas Donwori karena aku ingin motor matic itu dari sebelum lebaran, tapi kok baru dibelikan sekarang,” kata Sephia.

BACA JUGA: Dari Anak SMP Gay Pekerja Seks, Hingga Rp 3 Juta Sekali Layanan

Karena itu, begitu Donwori naik sepeda motor matic ketika akan melangsungkan sidang cerai yang kedua, dua hari sebelumnya, Sephia langsung berangkat ke Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Senin (11/4) pagi untuk membatalkan gugatan cerainya. 

Dengan semangat 45, Sephia yang diantar adiknya langsung turun di depan parkir PA, lalu menuju ke ruang penarikan berkas gugatan PA. Dia begitu ingin cepat menarik gugatan cerai dan kembali ke pelukan suami yang sudah dinikahi dua puluh tahun lalu itu.

BACA JUGA: Nekat Habisi Teman karena Janji Tak Ditepati

Sephia mengungkapkan, sangat ingin kembali dengan suaminya karena ingin naik sepeda motor matic yang baru dibeli Donwori. Sephia sejak dulu ingin pamer sepeda motor matic ketika bersilaturahmi kepada saudara-saudaranya.

Maklum, penghasilan Donwori yang bekerja sebagai tukang sapu tidak cukup untuk membeli sepada motor matic. Donwori pun masih mempertahankan sepeda jadulnya karena memiliki riwayat hidup. Sepeda motor itu adalah modal utama Donwori pergi ke sana ke mari untuk menyapu jalan.

BACA JUGA: Belasan Siswa Mundur dari UN SMA/SMK

 “Jare bojoku sepeda iku (kata suamiku sepeda itu, Red) aman. Tidak ada yang nyuri walau di-gledak-kan di tengah jalan,” kata ibu tiga anak ini.

Tapi, Sephia mengaku gengsi memakai sepeda motor jadul itu. Apalagi, ketika mengantar anaknya ke sekolah. Karena itu, sejak lima tahun terakhir ini Karin begitu memaksakan kehendak supaya Donwori bisa membelikan sepeda motor matic.

Tapi, Donwori mengaku masih tidak memiliki uang untuk membelinya. Padahal, Sephia mengaku bahwa tabungan Donwori serta bisnis menjual pulsa lumayan banyak. Jika ditotal, hasilnya cukup untuk membelikan sepeda motor matic.

Puncak kemarahan Sephia yakni terjadi dua minggu sebelum lebaran tiba, tepatnya  ketika Donwori terang-terangan menolak permintaannya untuk membeli sepeda motor matic. Sebenarnya, Donwori ingin membeli sepeda motor matic pascalebaran. Hal ini dikarenakan Donwori tak ingin lebaran tiba-tiba kekurangan uang. Kebutuhan lebaran seperti membeli baju, memberi uang ke sanak saudara membuat Donwori sedikit perhitungan mengeluarkan uangnya.

 

“Aku emosi pol waktu itu. Akhirnya, sebelum lebaran aku daftarkan gugatan cerainya. Tapi dua minggu pascalebaran Mas tiba-tiba beli sepeda motor matic. Aduh ngiler aku,” kata Sephia yang mengaku masih tinggal serumah meskipun sudah melayangkan gugatan cerai waktu itu.

Melihat sepedanya bertengger di rumahnya, Sephia berniat mengurungkan niatannya untuk menceraikan Donwori. Namun, tak lama kemudian, Donwori nyamperin Sephia dan berucap.

 “Wis kadung. Pancen kowe matre (sudah telanjur. Kamu memang matre, Red). Aku emoh balik karo koen (Aku tidak mau rujuk dengan kamu, Red). Mendengar ungkapan itu, Sephia hanya mlongo. Sephia lirih berkata “Itu hanya emosi sesaat Mas. Ojok (jangan, Red) Mas, sa’aken (kasihan, Red) anak-anak,” kata Sephia yang tak menyadari bahwa dia juga tidak kasihan anak-anaknya.(*/no/radarsurabaya/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selfie di Dekat Rel KA, Dewi Jadi Celaka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler