Dari Batas Negara, Bung Komar Bercerita Tentang Kumbili, Kanum dan Amanah Otsus

Selasa, 24 Januari 2023 – 09:47 WIB
Ketua Bidang Kehormatan Partai DPP Perjuangan Komarudin Watubun alias Bung Komar bersama rombongan melakukan aksi tanam pohon (pohon bambu kuning) di titik Nol Indonesia Timur, perbatasan Indonesia dengan Papua Nuigini di Desa Sota, Merauke, Papua Selatan bertepatan dengan peringatan HUT ke-76 Megawati Soekarnoputri pada Senin (23/1/2023). Foto: Dok. PDIP

jpnn.com, MERAUKE - Memasuki gerbang Titik Nol Indonesia Timur, perbatasan Indonesia dengan Papua Nuigini, di Desa Sota, Merauke, Papua Selatan tampak begitu indah, bersih, dan tertata dengan rapi.

Pada Senin, 23 Januari 2023, bertepatan dengan ulang tahun ke-76 Megawati Soekarnoputri, Ketua Bidang Kehormatan Partai DPP Perjuangan Komarudin Watubun datang bersama rombongan untuk melakukan aksi tanam pohon di area tersebut.

BACA JUGA: Pesan Bung Komar Saat Melantik DPD PDIP Papua Selatan: Jangan Korupsi

Bung Komar, demikian akrab disapa, menanam Pohon Bambu Kuning di halaman Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di bawah tugu Pancasila.

BACA JUGA: Rayakan HUT ke-76 Megawati, Bung Komar Pimpin Kader PDIP Tanam Pohon di Batas Negara

Ketua Bidang Kehormatan Partai DPP Perjuangan Komarudin Watubun alias Bung Komar bertemu Pj Gubernur Papua Selatan. Foto: Dok. PDIP

“Ini wujud rasa syukur kepada Tuhan atas karunia usia, kesehatan, dan bimbingan Ibu Mega kepada kami para kader di seluruh Indonesia, khususnya di Papua Selatan,” ucap Bung Komar di acara tersebut.

BACA JUGA: Bung Komar: Penegakan Disiplin Jadi Jembatan Mencapai Cita-Cita Partai

Seusai acara, rombongan diajak mampir ke pemukiman penduduk yang tak jauh dari lokasi acara.

Tidak sampai 300 meter dari PLBN, suasananya di kampung tersebut berbeda 180 derajat.

Suasana sederhana ala kampung, baik bangunan, jalan maupun suasananya.

“Selamat datang di Kanum,” ujar Kepala Adat menyambut Bung Komar dan rombongan.

Di sana Bung Komar diminta untuk ikut menanam secara simbolis kumbili yang menjadi salah satu makanan pokok Suku Kanum-Sota-Merauke.

“Kami ingin melestarikan makanan asli kami. Jadi, setelah bapak-bapak menanam di perbatasan, mari tanam juga Kumbili di tanah kami sebagai salah satu jenis makanan yang kami pertahankan, selain sagu, ubi, pisang dan lainnya,” ujar kepala adat menyambut rombongan.

Kumbili/Gembili (Dioscorea Esculenta) merupakan tanaman umbi-umbian yang relatif sulit ditemui di pasar modern di kota-kota.

Dari sejumlah literatur, disebutkan bahwa Kumbili mengandung protein, lemak, energi, karbohidrat, fosfor, zat besi, Kalsium, Vitamin A, C dan B1.

Setelah Bung Komar dan pengurus DPD PDI Perjuangan Papua Selatan menanam Kumbili dan beberapa pohon lainnya khususnya yang menjadi sumber kehidupan dan pengobatan, dilakukan acara dialog dengan masyarakat setempat.

“Saya yang menanam, Tuhan yang melindungi, masyarakat disini yang merawat dan merasakan hasilnya,” ujar Bung Komar sembari berharap datang kembali dan pohon-pohon tersebut sudah bisa di panen.

Sembari sebagian melakukan dialog, beberapa mama-mama melakukan memasak SEP, Kumbili yang dicampur dengan parutan kelapa dan dimasak menggunakan cara tradisional di bebatuan atau biasa disebut bakar batu.

Dalam dialog tersebut, kepala suku diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya, baik secara tertulis maupun lisan.

Setidaknya ada delapan point yang disampaikan, di antarnya tentang pentingnya peningkatan pendidikan bagi masyarakat setempat dan akses penerangan serta jalan yang masih jauh dari harapan.

Atas hal ini Bung Komar mengatakan perannya sebagai anggota DPR RI adalah menyerap aspirasi dan menjembatani rakyat harapan rakyat dengan eksekutif.

“Nanti malam saya akan jumpa PJ Gubernur Papua Selatan dan akan menyerahkan amanah ini kepadanya,” tegasnya sambari mengingatkan jajaran PDI Perjuangan Papua Selatan untuk terus mengawal harapan masyarakat Kanum.

“Ini amanat UU Otsus. Jangan hanya memperhatikan suku-suku besar, sukusuku kecil seperti ini, apalagi berada tak jauh dari PLBN, harus menjadi perhatian kalian semua,” tegas Komandan satgas Cakra Buana ini.

Uniknya, dalam acara dialog yang berlangsung khidmat dan semi formal ini, insterupsi dengan bahasa lokal dan bahasa Indonesia dilakukan oleh seorang mama-mana paruh baya.

Dia terus mengoceh mempertanyakan tentang akses penerangan yang hanya terbatas.

“Kenapa kami dianak-tirikan yang lain dianakemaskan. Kenapa yang lain bisa menyala terus. Ini tanggung jawab kamu, Heri. Leluhurmu dari Kei yang mengajarkan kami ABC, 1,2,3, tetapi kenapa sekarang kau tidak berjuang,” tegasnya sembari menunjuk pada Sekretaris DPD PDI Perjuangan Papua Selatan, Heribertus Silvanus Silubun.

Sebenarnya bukan hanya Heri yang ia jadikan sasaran. Mungkin hanya Heri yang ia ingat namanya, maka Herilah yang menjadi sasaran tembak.

Ketua Bidang Kehormatan Partai DPP Perjuangan Komarudin Watubun alias Bung Komar ikut menikmati makanan SEP, kumbili bercampur kelapa yang dimasak mama-mama di atas batu. Foto: Dok. PDIP

Ocehan mama-mama ini di satu sisi memecah konsentrasi pada acara dialog, namun di sisi lain menjadi perhatian hadirin.

Atas hal ini, Bung Komar sembari terharu dan terisak menyatakan akan memperjuangkan dengan serius pesan mama-mama ini.

“Saya juga asal dari Kei. Saya terpanggil karena saya memiliki ikatan emosional dengan pesan dari mama ini. Saya akan perintahkan pengurus DPD PDI Perjuangan disini untuk bisa mewujudkan aspirasi ini,” tegasnya.

Pada malam harinya, pesan itu disampaikan, baik secara tertulis maupun secara lisan kepada PJ Gubernur Papua Selatan di hadapan ribuan peserta di GOR Merauke saat pelantikan pengurus DPD PDI Perjuangan Papua Selatan.

Acara nonformal di kampung Kanum ini pun berakhir dengan menikmati makanan SEP, kumbili bercampur kelapa yang dimasak mama-mama di atas batu.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler