jpnn.com, BANDA ACEH - Polisi mengamankan sejumlah satwa liar dilindungi yang sudah diawetkan dari rumah bandar sabu-sabu berinisial TJ (54) asal Banda Aceh yang sedang menjalani hukuman di Jakarta terkait kasus narkoba.
"Tersangka masih menjalani hukuman di Jakarta karena kasus narkoba seberat 200 kilogram yang ditangani BNN pusat sejak Desember 2020 lalu," kata Kapolresta Banda Aceh Joko Krisdiyanto saat menggelar konferensi pers, di Banda Aceh, Kamis (14/1).
BACA JUGA: Polisi Bongkar Sindikat Perdagangan Satwa Dilindungi Bernilai Ratusan Juta Rupiah
Joko menyebutkan, adapun barang bukti satwa liar awetan yang diamankan dari rumah TJ tersebut yakni satu ekor jaguar (macan kumbang), satu macan tutul, dua ekor burung cenderawasih, satu ekor burung merak, dan dua ekor burung kakak tua jambul kuning.
"Semua barang bukti sudah dibawa dan kami amankan guna diproses hukum lebih lanjut," ujarnya.
BACA JUGA: Aparat TNI-Polri Datangi Markaz Syariah Milik Habib Rizieq, Ada Apa?
Ia menyampaikan, pengungkapan kepemilikan satwa dilindungi itu berawal dari informasi masyarakat tentang adanya salah seorang yang menyimpan satwa liar di sebuah rumah di Gampong (desa) Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh.
Setelah itu, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan mendatangi tempat kejadian hingga ditemukan beberapa barang bukti tersebut.
BACA JUGA: AKBP Adi: Sekarang Jangan Main-main Lagi, Tak Ada Teguran Lisan, Saya yang Bertanggung Jawab
"Kami datangi TKP bersama BKSDA, karena pendalaman dan bagaimana tindaklanjutnya nanti dilakukan koordinasi dengan BKSDA," tuturnya.
Menurut Joko, satwa liar yang diawetkan itu tidak diperjualbelikan oleh tersangka, hanya dijadikan hiasan rumah.
Tetapi pelaku tidak mengantongi izin kepemilikan satwa dilindungi tersebut.
Akibat perbuatannya, tersangka dikenakan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Pasal 21 ayat (2) huruf (b) dan (d) Jo Pasal 40 ayat (2).
"Tersangka terancam pidana paling lama lima tahun kurungan dan denda maksimal Rp 100 juta," ujar Joko. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti