jpnn.com - SAMARINDA - Polsekta Samarinda Seberang merazia lima remaja dan sepasang orang dewasa dalam operasi cipta kondisi, Sabtu (10/11).
Kejadian menggelitik terjadi ketika kelima remaja itu diinterogasi di kantor polisi.
BACA JUGA: Isi Perangkat Daerah Baru, Pemprov Kepri Segera Lelang Jabatan
Mereka menilai, pihak berwajib pilih kasih saat merazia.
“Semalam (Sabtu) banyak yang nongkrong di pinggir jalan, tapi nggak diangkut. Kami yang cuma beberapa orang malah diangkut. Kan nggak adil,” protes Sf (16), salah satu remaja yang terkena razia.
BACA JUGA: BLH Kutim Tuding PT KIN Cemari Sungai Muara Bengalon
Mereka mengaku sudah beberapa kali dibawa ke kantor polisi.
“Kalau mau tegas, tegas sekalian. Ditahan hanya membuat surat pernyataan dan dipulangkan untuk apa? Mereka (polisi) juga nggak peduli apakah wali yang mengambil kami, benar keluarga atau salah satu anggota geng kami,” ungkap Sf seraya tertawa.
BACA JUGA: Istri Selesai Mandi Lalu Ganti Baju, Suami Sudah Nggak Sabar
SF mengaku tak ambil pusing meski digiring ke kantor polisi.
Dia malah bahagia karena memiliki tempat berteduh.
“Yang punya orang tua juga nggak akan memberi pengaruh. Karena pulang nggak pulang, nggak diurusi orang tua masing-masing. Kalaupun orang tua mereka tahu, yang ada kami dipukul,” ujarnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Seberang Ipda Heru Santoso menuturkan, pihaknya tak akan berhenti melakukan razia.
“Tugas kepolisian adalah mengamankan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, kami tidak akan bosan menangani anak-anak tersebut, karena selain ditahan, kami juga memberi pembinaan," katanya. (rm-1/ama/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Brakkk! Satu Sipil Tewas, Enam Tentara Luka-Luka
Redaktur : Tim Redaksi