‘’Ada beberapa unsur penyebab BLT ini jadi tidak tepat sasaran
BACA JUGA: Saatnya Menakertrans Dievaluasi
Bisa dari kesalahaan saat pendataan dan bisa saat penyaluranKesalahan data yang terjadi, secara garis besar jelas Uzair dikelompokkan menjadi dua
BACA JUGA: Produksi Chevron Berangsur Normal
Yakni akibat inclosed error dan eksclosed errorBACA JUGA: Pasca Merapi, BPS Percepat Sensus Ternak
Sedangkan eksclosed error sebaliknya, yakni yang seharusnya menerima santunan justru tidak masuk database penerima BLT.‘’Kami mengakui kesalahan atau error sampling dalam pendataan ini sangat banyak sekali terjadiBiasanya petugas yang seharusnya mendata langsung penduduk, tidak berhubungan langsung dengan obyek yang mereka dataAda pula oknum petugas yang memasukkan kerabat mereka yang mampu untuk menerima BLTInilah yang harus kita tindaklanjuti dengan serius dimasa mendatang,’’ ungkap Uzair.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengadakan presidential lecture di Jakarta, Prof David TEllwood, Dekan di Harvard Kennedy School, John FKennedy School of Government, AS telah menyatakan bahwa BLT yang diberikan pemerintah, tidak efektif menekan angka kemiskinan.
‘’Strategi dengan memberikan uang tunai tak akan menghapus sebab utama kemiskinanPemberian BLT tidak akan dapat menstimulasi pekerjaan dan ketrampilan baru ditengah masyarakatHarusnya pemerintah lebih fokus pada stimulasi penciptaan lapangan kerja baru,’’ ujar David.
Secara umum, David pun memberikan empat resep penciptaan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinanPertama, menciptakan ekonomi yang sehat dan kuatKedua, menemukan cara kerja sama jangka panjang yang kompetitif dengan menemukan keunggulan komparatif di duniaKetiga, mewujudkan pemerintahan yang kuat dan efektifKeempat, membuat program khusus bagi masyarakat miskin.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Silet Tayang Lagi, KPI Datangi Bareskrim Polri
Redaktur : Tim Redaksi