jpnn.com, RENGASDENGKLOK - Capres nomor urut 3 di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo bersama istinya, Siti Atikoh Supriant,i mendatangi Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12).
Ganjar bersama rombongan hadir di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB dengan menumpangi sebuah mobil berkelir hitam.
BACA JUGA: Jumatan di Karawang, Ganjar Menziarahi Makam Syekh Quro
Ratusan sukarelawan dan warga sekitar yang mayoritas mengenakan baju berwarna merah telah menunggu kehadiran Ganjar di lokasi itu.
Sontak, kehadiran Ganjar membuat riuh suasana di Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong karena mereka meneriakkan nama ayah dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu.
BACA JUGA: Anies Bantah Lebih Menyerang Prabowo Ketimbang Ganjar saat Debat Capres
Beberapa wargai sampai berupaya menerobos pengawalan agar bisa memotret Ganjar dari jarak dekat.
Setelah tiba di lokasi, Ganjar yang mengenakan kemeja putih langsung memasuki area dalam rumah dan disambut cucu Djiauw Kie Siong, Janto Djoewari alias Jiauw Kiang Lin.
BACA JUGA: Muhyani Jadi Tersangka setelah Menusuk Maling Demi Membela Diri, Sahroni: Bebaskan!
Ganjar kemudian terlihat banyak berbincang dengan Janto dan menanyakan barang bersejarah di dalam rumah tersebut.
Dia dalam sebuah kesempatan, Ganjar berada di ruang utama dan melihat bangku kayu yang di tengahnya terdapat anyaman rotan.
Rupanya, Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno pernah menduduki bangku itu ketika merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan.
Janto yang menjadi pemilik rumah menyilakan Ganjar mencoba bangku tersebut. Ketua umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) itu lalu meminta izin mencoba bangku bersejarah tersebut, lalu berbincang dengan Janto yang kini berusia 73 itu.
Setelah mencoba bangku, Ganjar kembali melihat area dalam Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong yang banyak terpasang barang memorabilia bergambar Bung Karno.
Setelah selesai mengunjungi rumah bersejarah tersebut, Ganjar beranjak ke luar. Dia berpamitan kepada pemilik rumah.
Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong adalah lokasi yang dipakai Soekarni, Sayuti Melik, beserta para pemuda lainnya untuk menyembunyikan Bung Karno dan Bung Hatta setelah peristiwa penculikan terhadap kedua tokoh bangsa berjuluk Dwitunggal itu.
Para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 atau sehari sebelum proklamasi kemerdekaan.
Ketika itu, para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan tujuan mendesak kedua bapak pendiri bangsa itu sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.(ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud MD Soroti Kasus Warga Banten yang Jadi Tersangka Lawan Maling
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan