BACA JUGA: Ayah Darsem: Saya Mau Ambil Anak Saya
Hal itu diungkapkan Dawud Tawar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/6).Dawud juga menyebutkan dirinya sudah lama tidak berkomonikasi dengan anak semata wayangnya itu
"Jangan tanya soal kontak, kalau tanya kontak-kontak saya bisa pingsan
BACA JUGA: Petani dan Nelayan Minta 10 Persen APBN
Saya sedih," kata Dawud, saat ditanya apakah sudah pernah menjalin kontak via telepon dengan anaknya, Darsem di Riyadh, Arab Saudi.Dia bahkan mendapat kabar anaknya tersangkut kasus pidana di Arab Saudi bukan langsung dari sang anak
BACA JUGA: Jadi Tahanan Kota, Mochtar Mohamad Malah Nyanyi-nyanyi
Kalau tahu sendiri, tidak," lanjutnya.Dikatakan, Darsem berpamitan kepadanya untuk bekerja ke Arab Saudi, untuk menjalani pekerjaan rumah tangga"Sudah enam tahun jalan sekarang," kata Dawud.
Dawud beralamat di Dusun Truntum, Desa Patimban RT 09 RW 04, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sehari-hari hanyalah seorang buruh nelayan di Pantai Utara JawaIa berharap pemerintah segera mentransfer dana kepada pihak Arab Saudi, sebagai Diyath (denda uang darah) untuk anaknya agar terbebas dari hukuman pancung.
Darsem binti Dawud dengan maksud membela diri, membunuh Walid -beralamat di Distrik Al-Uraja, sebelah Selatan Kota Riyadh- yang ingin memperkosanya pada Desember 2007.
Darsem divonis hukuman mati (pancung) pada Juni 2008 di pengadilan tetapi kemudian dibebaskan dari hukuman mati (pancung) dan diganti dengan diyat (keharusan membayar denda) sebesar SAR2 juta atau senilai Rp4,7 milyar karena mendapatkan maaf dari salah satu ahli waris korban.
Saat ini Darsem mendekam di Penjara Wanita Malaz, Riyadh, Arab Saudi sambil menunggu keputusan pengadilan tingkat banding terkait keringanan diyat atau pembebasan hukumanSetelah disetujui DPR RI, Kementerian Luar Negeri akhirnya membayar diyath sebesar Rp4,7 miliar untuk membebaskan Darsem.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Delapan Kementerian Diduga Gelapkan Dana Bansos Rp 2,4 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi