jpnn.com - PONOROGO – Serangan nyamuk Aedes aegypti di Ponorogo memakan korban. Dua bocah kakak beradik warga Jalan Kamboja, Purbosuman, Kota Ponorogo, meninggal setelah didiagnosis menderita demam berdarah dengue (DBD). Bagus Jaya Amijaya, 7, dan Mutia Salwa Azzahra, 6, adiknya, mengembuskan napas terakhir saat dirawat di rumah sakit.
Tidak ayal, kepergian dua bersaudara tersebut untuk selamanya membuat orang tuanya, Danang Suryo Putro dan Rizki Rahmania, shock berat. ’’Mereka berdua mulai panas sejak Sabtu (10/5). Minggu (11/5) saya bawa ke rumah sakit. Saat itu hanya dicek biasa dan rawat jalan. Ternyata, Rabu (14/5) Bagus drop begitu juga Salwa,’’ ujar Danang Jumat (16/5).
BACA JUGA: Kegiatan DPRD Karo Macet, Gubernur Diminta Turun Tangan
Danang dan istrinya buru-buru membawa dua buah hatinya itu ke rumah sakit terdekat. Berdasar hasil pemeriksaan laboratorium, trombisit mereka turun dan dinyatakan terserang DBD. Bagus dan Salwa pun dirawat intensif di rumah sakit sejak Rabu pagi (14/5). ’’Ternyata kondisinya semakin parah. Anak saya divonis menderitadengue shock syndrome (DSS). Itu demam berdarah yang benar-benar ganas,’’ ungkapnya.
Mereka pun sangat mengkhawatirkan kondisi buah hatinya. Danang berharap dua anaknya selamat dari penyakit tersebut. Namun, takdir berkata lain, Bagus menyerah dengan kondisinya. Siswa kelas I SDN Bangunsari 03 itu mengembuskan napas terakhir pada Rabu pukul 21.00. ’’Saya benar-benar shock dan kehilangan. Tetapi, kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Saat itu konsentrasi kami beralih untuk kesembuhan Salwa,’’ ungkapnya.
BACA JUGA: Ssstt... Diam-Diam PSK Dolly Banyak yang Baru
Selepas memakamkan jenazah putra pertamanya, Danang buru-buru ke rumah sakit. Sebab, pada Kamis (15/5), Salwa dirujuk ke RSUD dr Soedono Madiun. Langkah itu dilakukan karena kondisinya terus memburuk. Namun, berita duka kembali harus diterima Danang. Pada Kamis (15/5) pukul 20.30, Salwa juga meninggal karena DSS. ’’Kami benar-benar sedih. Malam itu juga langsung kami makamkan bersanding dengan kakaknya di pemakaman setempat,’’ jelasnya.
Danang menyayangkan lambatnya reaksi dinas kesehatan (dinkes) dalam memberantas nyamuk Aedes aegypti di wilayahnya. Sebelumnya, tidak ada fogging di lingkungan maupun sekolah anaknya. Padahal, kabar banyaknya penderita DB sudah menyebar. ’’Kenapa penanganannya lambat. Dua anak saya akhirnya menjadi korban. Kami minta dinkes untuk segera bertindak biar korban DBD atau DSS ini tidak semakin bertambah,’’ ucapnya getir.
BACA JUGA: Praka Heri Divonis 3 Tahun Penjara dan Dipecat dari TNI
Plt Kepala Dinkes Ponorogo Priyo Langgeng mendatangi rumah duka sekitar pukul 23.00. Dia menyatakan belasungkawa atas meinggalnya kakak beradik tersebut. Menurut dia, selain di Purbosuman, ditemukan empat penderita DBD di Surodikraman. Jumlah penderita DBD sepanjang Januari–Mei 2014 mencapai 165 kasus dan dua penderita meninggal dunia. ’’Jumat pagi langsung kami lakukan foggingdi wilayah Purbosuman,’’ katanya. (aan/sat/JPNN/c15/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diombang-ambing RS, Pasien Jamkesmas Ngadu ke Wawali
Redaktur : Tim Redaksi