De-Industrialisasi Makin Nyata

PHK Masal Bakal Marak

Selasa, 16 September 2008 – 13:34 WIB
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai ancaman deindustrialisasi semakin jelas karena banyak perusahaan yang gulung tikar akibat tekanan eksternal dan internalJika tidak dibenahi, akan banyak perusahaan yang melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja).

Ketua Umum Kadin Indonesia, MS Hidayat mengatakan, keterpurukan beberapa kelompok industri sebenarnya telah terjadi sejak tahun 2007

BACA JUGA: RI Tak Mau Dituding Rusak Hutan

Namun hal itu semakin diperparah dengan kebijakan pemrintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Mei lalu
Ketidakpastian ekonomi makro dan kekurangan pasokan listrik menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga sekarang

BACA JUGA: Harga Minyak Jatuh ke USD 93

“Hampir semua industri non-migas tergolong sunset industri tahun lalu,” ujarnya.

Di tahun 2008, kondisi beberapa industri non migas itu belum juga membaik tetapi justru bertambah buruk
Kondisi sunset industry semakin terlihat setelah pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM Mei lalu

BACA JUGA: BI Jamin Ketersediaan Likuiditas

Selain itu, beberapa industri juga terkendala minimnya pasokan listrik“Cirinya pangsa pasar subsektor industri itu menjadi lebih kecil daripada rata-rata seluruh industri dan memiliki pertumbuhan di bawah rata-rata,” lanjutnya.

Sektor industri yang pertumbuhannya semakin rendah tahun ini terjadi pada industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki yang terus menurun dari - 3,68 persen menjadi - 7,10 persenSelain itu, pemberantasan illegal logging beberapa tahun ini juga turut memicu turunnya pertumbuhan sektor industri barang kayu dan hasil hutanAkhir tahun lalu, pertumbuhan industri barang kayu dan hasil hutan hanya -1,74 persen, dan di triwulan pertama 2008 sebesar -  0,06 persen.

Hidayat menganggap, laju pertumbuhan keseluruhan industri manufaktur masih sangat lamban, yaitu satu digit (di bawah 10 persen) paska krisis ekonomi 1998, padahal sebelumnya bisa mencapai dua digitHidayat mencontohkan, hal-hal yang memicu perlambatan itu seperti kebijakan pengalihan jam kerja akibat krisis pasokan listrik“Hanya dua industri yang tumbuh dominan selama ini yaitu industri alat angkut-mesin-peralatan dan industri pupuk-kimia,” terangnya.

Gejala deindustrialisasi dikhawatirkan berdampak pada peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK)Mengutip data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, selama Januari-April 2008, sebanyak 47 perusahaan telah mem-PHK sebanyak 1.417 pekerja“Selama tiga tahun terakhir, hanya dua sector indsutri itu yang boleh dikatakan sebagai sunrise industryIndikatornya sederhana, yaitu pangsa pasarnya melebihi rata-rata per subsektor industri dan memiliki pertumbuhan di atas rata-rata,” jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Dividen BUMN Tahun 2009 Tak realistis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler