BACA JUGA: Harga Minyak Jatuh ke USD 93
Menteri Pertanian Anton Apriyantono menilai, pandangan usaha sawit mengakibatkan degradasi dan perusakan lingkungan tidak adil, tidak benar, dan bahkan tidak didukung data ilmiah akurat
Proses lobi dilakukan dengan melibatkan Malaysia yang juga memiliki komoditas kelapa sawit cukup besar. Yang terlibat dalam lobi dengan Uni Eropa itu adalah Menteri Industri Perladangan dan Komoditas Malaysia Datuk Peter Chin Fah Kui
BACA JUGA: BI Jamin Ketersediaan Likuiditas
Sebagai pemasok minyak kelapa sawit terbesar dunia, termasuk ke Eropa (85 persen), Indonesia-Malaysia, kata Anton, layak untuk diperhatikan dan didengarBACA JUGA: Target Dividen BUMN Tahun 2009 Tak realistis
Duta Besar RI untuk Belgia, Luxemburg, dan Uni Eropa Nadjib Riphat Kesoema bertindak sebagai tuan rumah pertemuan tingkat menteri ituPertemuan tersebut juga dihadiri Duta Besar Malaysia untuk Uni Eropa Datuk Hussein Hanif”Kelapa sawit adalah komoditas masa depan yang menjadi tambang baru kekuatan kedua negara menembus masyarakat EropaPeluang strategis di masa depan harus kita rintis dan kita luruskan dari sekarang dan parlemen Eropa menjadi pintu kita mengomunikasikannya secara objektif,’’ lanjutnya.
Parlemen UE berjanji meneruskan pandangan itu dan menyatakan bahwa UE harus dapat membuat keputusan yang cerdas, benar, dan objektif. Dalam akhir pertemuan, Indonesia dan Malaysia kembali menegaskan dan mendesak parlemen Eropa agar mau mendengar sikap mereka(iw/el)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Grup Maspion Investasi USD 15 juta
Redaktur : Tim Redaksi