Debat Bupati Bikin Geli

Jumat, 06 September 2013 – 08:22 WIB

jpnn.com - BOGOR - Debat kandidat pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Bogor jauh dari kata memuaskan. Bahkan, publik Kabupaten Bogor merasa geli melihat aksi debat para calon pemimpinnya itu di layar kaca.

Adalah aksi dua pasangan calon dari jalur perseorangan yang kerap membuat audiens tertawa. Menurut Pengamat politik, Bedy Irawan, dari aspek bicara, menganalisa, menyampaikan serta menjawab permasalahan, kedua pasangan itu kerap keluar dari konteks yang dibicarakan.

BACA JUGA: Desak KPU Terbitkan Form Laporan Kegiatan Kampanye

Lebih-lebih pasangan nomor urut dua, Alex Sandy Ridwan dan Habib Husein Hengky Tornando. Alex yang tampil sedikit grogi, kerap membaca catatan yang dibawanya. Dia tetap membaca meski pun keluar jalur yang dipermasalahkan. Contohnya, di salah satu sesi, ketika masyarakat bertanya soal bagaimana menumbuhkan pelaku usaha menengah kecil(UKM), Alex malah memaparkan soal pertanian.

“Ada lagi, ketika ia mendapat pertanyaan tentang bagaimana mekanisme bantuan untuk RW sebesar Rp50 juta pertahun yang menjadi program, jawabannya menjadi tidak terukur," kata dia.

BACA JUGA: Annas Menang, Golkar Senang

Alex kembali membuat jawaban konyol ketika dia mengatakan bakal memenjarakan pelaku usaha yang tidak bisa mengembalikan bantuan atau kredit pemberian pemerintah. Padahal, semula Alex dengan menggebu-gebu siap membangun pelaku usaha dengan membagikan kredit ringan.

Dalam memberikan pertanyaan kepada lawan, sambung Bedy, dua pasang calon ini juga terlihat kurang memahami persoalan. Misalnya, saat mencibir program pasangan incumbent terkait masih banyaknya infrastruktur yang rusak. "Pertanyaannya tidak jelas, tidak ada ukuran, jadi mudah saja dijawab oleh pasangan lawan," kata Bedy.

BACA JUGA: Jangan Berharap Banyak pada Tebaran Spanduk

"Kalau mereka tanyakan berapa alokasi anggaran, berapa panjang jalan yang ditangani, bagaimana sebarannya, bisa jadi lawannya bisa keteteran, tapi itu tidak muncul karena pasangan ini tidak menguasai data," katanya.

Menurut Bedy, jika harus menilai dengan angka, antara 1 sampai 100, pasangan nomor urut 1 dan nomor urut 2 hanya mendapat nilai 59. Bagaimana dengan pasangan nomor urut 3 dan 4?

Kedua pasangan petahana ini memang lebih bagus di podium. Pasangan Rachmat Yasin dan Nurhayanti kerap menjawab sejumlah pertanyaan dengan mapan. Sedangkan Karyawan Fathurahman dan Adrian Arya Kusuma selalu menjawab pertanyaan dengan ringkas.

Direktur Program dan Perencanaan IPB, Iwan Riswandi menambahkan, kualitas pasangan calon tidak merata dari sisi penguasaan materi. Ia menilai, pasangan nomor urut 2, merupakan pasangan yang paling kurang memahami persoalan. "Dia terbatas pada tekstual yang disediakan. Padahal konteks yang muncul tidak seperti itu," katanya.

Iwan menilai, hal ini menggambarkan kualitas masyarakat yang perlu dievaluasi. Untuk menjadi calon pemimpin, misalnya intelektualitasnya perlu ditonjolkan. Selain kualitas calon, Iwan menilai materi debat tidak mengesksplorasi permasalahan dan potensi Kabupaten Bogor. Isu yang dimainkan, hanya sebatas Kabupaten Bogor sebagai daerah.

"Padahal posisi Bogor, ada di antara tiga provinsi Jakarta, Jawa Barat dan Banten, kalau Bogor bisa memanfaatkan itu, Bogor bisa mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi di tiga provinsi itu," katanya.

Jalannya debat dibuka dengan janji pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor, Gunawan Hasan dengan Muhamad Akri. Mereka mengumbar janjinya untuk memberikan bantuan Rp50 juta setiap tahun untuk ketua RW se Kabupaten Bogor."Kami juga akan meningkatkan kesejahteraan ketua RT/RW, kesejahteraan guru honor, guru ngaji, ketua posyandu, kepala desa dan staf desa," kata Gunawan.

Sedangkan pasangan nomor urut dua, tak sempat menyampaikan visi dan misinya. waktu 90 detik yang mereka miliki keburu habis ketika Alex menyampaikan dirinya calon pemimpin yang tidak pandai bicara, tidak akan 'jual kecap'. "Kami mencalonkan diri, tidak banyak janji, yang penting bekerja bekerja dan bekerja," kata dia.

Tentu saja, pasangan lawan yang mendapat giliran bertanya, bingung memberi pertanyaan. Calon wakil Bupati pasangan nomor urut 4,  Adrian Aria Kusumah meminta, penjelasan program konkret yang akan dilakukan pasangan ini. Waktu kurang dari satu menit ini dimanfaatkan Hengky Tarnando. "Kita tidak akan biarkan ada lahan tidur," kata Hengky.

Pasangan nomor urut 3, menyampaikan visi membangun Kabupaten Bogor menjadi yuang termaju di Indonesia. RY melihat, dengan sumber daya melimpah, tidak ada alasan untuk tidak memajukan. RY mengatakan, SDM kabupaten Bogor perlu ditingkatkan agar bisa mengelola sumber daya alam yang melimpah.

"Setelah ada keseimbangan, baru mengarah untuk mengentaskan kemiskinan, pro angkatan kerja, pembaguna ramah lingkungan," kata dia.

Karfat bertanya, revitaslisi pertanian yang seperti apa yang akan dilakukan, karena sekarang lahan persawahan terus berkurang karena alih fungsi lahan. "Revitaliasi pertanian tidak melulu soal ketersediaan lahan, tapi juga sentuhan teknologi," jawab RY.

Sedangakan janji politik pasangan nomor urut empat siap menggratiskan pendidikan hingga jenjang SMA. Karfat juga siap membangun rumah sakit tanpa kelas. "Untuk pertanian, kami akan mengurangi ketergantungan dengan daerah lain," kata dia.

Pasangan ini juga berjanji akan mereformasi birokrasi sehingga tidak berbelit-belit, membuka lapangan kerja baru dan fokus menangani paska panen.

Di Jakarta, tanggapan nyinyir terhadap debat kandidat itu juga datang dari sejumlah wartawan yang menyaksikan tayangan TV di ruang pressroom Kemendagri. Seorang wartawati yang juga warga Bogor bahkan mengaku sangat malu. "Nggak mutu sama sekali. Tidak ada yang mengulas secara mendalam persoalan pendidikan yang menjadi persolan utama Kabupaten Bogor," ujar wartawati berjilbab itu.(ful/c/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Akui tak Berhak Coret Caleg tak Mutu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler