jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menyebut adanya anomali dari bertebarannya spanduk yang dipasang pihak tertentu untuk menyerang kehormatan dan kewibawaan parpol berlambang Banteng moncong putih.
"Indikasi yang menurut kami sesuatu yang bersifat anomali," kata Deddy kantor partainya, Jakarta Pusat, Kamis (19/12), Kamis.
BACA JUGA: Ada yang Ingin Mengacak-acak Internal PDIP, Mega Perintahkan Satgas Siaga-1
Legislator Komisi II DPR RI itu mengatakan spanduk yang terpasang untuk menyerang PDIP terpasang di daerah yang disebut Ring Dua, yakni Kuningan dan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Deddy merasa lokasi spanduk yang menyerang DPP PDIP terpasang di daerah dengan banyak kamera pengawas atau CCTV.
BACA JUGA: Endus Pihak Pengganggu Jelang Kongres, Megawati Perintahkan Satgas PDIP Siaga Satu
"Tidak mungkin polisi tidak bisa mengetahui siapa yang melakukan ini karena di mana-mana ada CCTV dan seharusnya itu daerah yang steril," kata dia.
Namun, kata Deddy, polisi tidak berupaya mencari tahu pemasang spanduk yang menyerang kewibawaan PDIP ketika banyak kamera pengawas.
BACA JUGA: Jokowi Dipecat PDIP, Golkar Siap Menampung
Polisi, kata Deddy, terkesan membiarkan spanduk terpasang dan hal ini yang membuat DPP PDIP merasa terjadi anomali.
"Ini upaya sistematis dan terstruktur dan sangat aneh," kata dia.
Dia menuntut kepolisian bisa berlaku profesional dengan mencari sosok pemasang spanduk yang menyerang kewibawaan PDIP.
"Kami menyerukan kepada polisi agar mencari tahu siapa aktor di belakang itu karena misalnya kami melihat banyak sepanduk itu dipasang di daerah-daerah strategis," ujar Deddy.
Selain itu, katanya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga menyerukan polisi bisa menjaga stabilitas politik nasional di tengah ketidakpastian ekonomi.
"Terlebih dalam situasi menjelang akhir tahun seperti ini, di mana kami juga melihat kurs Dolar sudah makin tidak terkendali," ujar Deddy. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipecat PDIP, Gibran Merespons
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Aristo Setiawan