Dedi Mulyadi Bantu Sembuhkan Orang Gila di Tasikmalaya

Jumat, 28 Oktober 2016 – 17:31 WIB
Dedi Mulyadi. Foto: dok pojokjabar

jpnn.com - TASIKMALAYA - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengirim tim medis beserta ahli psikologi untuk membantu Dadang Heryadi (56) salah seorang warga Kota Tasikmalaya Jawa Barat yang sehari-hari mengurusi orang yang mengalami gangguan jiwa. 

Dadang yang kini mengemban tugas sebagai Ketua sekaligus Pendiri Yayasan Mentari Hati dibantu oleh delapan orang relawan untuk melaksanakan tugas hariannya tersebut.

BACA JUGA: Kembali Jadi Warok, Istri Jarang Dibelai

Yayasan Mentari Hari Tasikmalaya yang setiap harinya mengurus orang gangguan kejiwaan mendapatkan bantuan khusus dari ketua DPD Golkar, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bantuan yang diberikan Kang Dedi, yaitu berupa mengirim tim medis beserta ahli psikologi untuk membantu, pengelola Yayasan tersebut.

Dadang Heryadi (56) pendiri Yayasan Mentari Hari, mengatakan, pihaknya selain membantu ketersediaan tenaga medis dan psikolog, juga turut membantu kebutuhan makan pasien gangguang jiwa.

BACA JUGA: Pengumuman! Taksi Online Bakal Wajib Berstiker

"Seringnya kan kita buang orang gila dimana saja. Itu cara tidak beradab, harusnya obati dulu mereka, kalau sudah sembuh, mereka bisa mengingat asal usulnya sendiri, kita tinggal antar, meskipun pakai ongkos sendiri," ujar Dadang.

Setiap hari untuk mengurusi orang gila, Dadan mengeluarkan, bantuan untuk makan terbilang cukup banyak. Dari data Yayasan, perharinya mengerluarkan beras untuk masak sebanyak dua kwintal.

BACA JUGA: Kesal Pensiun Istri Tak Pernah Terima, Wilson Nekat Bakar Rumah Sendiri

"Selama ini mengandalkan sumbangan sukarela saja, belum ada bantuan pemerintah, operasional kami memang besar, untuk makan pasien saja kami kerepotan, padahal Satuan Polisi Pamong Praja sering membawa orang gila kesini," paparnya.

Sementara Ketua DPD Golkar Jabar, mengaku siap untuk membantu Yayasan tersebut."Saya siap membantu Kang Dadang, secara pribadi saya siap mengirim tenaga medis dan psikolog. Untuk kebutuhan pasien gangguan jiwa disini pun kita siapkan beras. Tadi tanya ke Kang Dadang, untuk sehari saja butuh satu kwintal beras," katanya.

Kondisi terkini, ratusan pasien gangguan jiwa selama ini dirawat di ruang-ruang bekas kios yang tidak terpakai. Bangunan yang diketaghi bekas terminal tersebut disulap seadanya menjadi ruang perawatan. Kondisi ini menurut Dedi sama sekali tidak menunjang untuk tugas-tugas kemanusiaan yang tengah dijalankan oleh Yayasan tersebut.

"DPRD Jawa Barat dan Kota Tasikmalaya harus mendorong Yayasan ini agar memiliki tempat yang lebih layak, ini bukan tugas main-main, ini tugas kemanusiaan, boleh dilihat pasien disini bukan hanya berasal dari Jawa Barat tapi luar Jawa Barat juga banyak. Saya kira pemerintah pusat juga harus turun tangan," pungkasnya. (rmol/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fraksi PKS Laporkan Anton Panggabean ke BKD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler